Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agama Sebagai Obat untuk Pikiran

10 November 2022   04:09 Diperbarui: 10 November 2022   04:11 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agama Sebagai Obat untuk Pikiran (gambar: universityteachings.ca, diolah pribadi)

Di Dunia ini, betapun suasananya panas dan penuh dengan masalah tetapi masih memiliki ajaran agama sebagai obat. Dengan adanya agama sebagai obat ini maka masih ada cara untuk mengatasi penderitaan didunia ini sama seperti penyakit yang datang. Tak peduli betapapun seriusnya penyakit itu, setidaknya kita masih bisa lega, jika ada obat untuk menyembuhkan. Lain halnya jika penyakit itu kita biarkan berkembang dengan cepat, karena jika kita tidak punya obat untuk melawannya.

Apabila selama ini, pikiran kita hanya mengikuti perintah kekotoran batin saja, maka tak peduli apa pun suku, agama, rasa dan kebangsaan, maka sama sekali kita tidak dapat menemukan kebahagiaan atau kedamaian apapun di dunia ini karena pikiran kita tidak memiliki ajaran agama yang dapat memberinya kelegaan atau obat untuk menyatasinya.

Ajaran agama berarti ajaran yang melekat pada prinsip sebab akibat. Dalam pengertian yang paling dasar, kata agama berarti sebab akibat yang disatukan. Percaya pada agama berarti percaya pada prinsip-prinsip sebab akibat yang benar, bukan menolaknya. Jika kita berlatih sejalan dengan prinsip-prinsip ini, akan ada cara untuk mengurangi penderitaan dan ketidakpuasan pada kehidupan ini, baik didalam maupun diluar diri.

Manusia yang tidak memiliki agama didalam dirinya, tak peduli dimana pun mereka hidup, tak peduli betapa terpelajarnya atau betapa kayanya, tidak akan dapat menemukan kebahagiaan dimana mereka dapat meletakkan beban hati walapun hanya sejenak, karena mereka tidak memiliki tempat menaruhnya.

Dan dimana mereka akan menaruh beban itu?  Yang mereka miliki hanyalah kekotoran batin, yang merupakan rangkaian jilatan api yang membakar dirinya sendiri. Yang mereka miliki hanyalah nafsu-nafsu tanpa batas, menginginkan semua hal terjadi sesuai dengan harapannya. Setiap nafsu menciptakan penderitaan dan ketidakpuasan, yang kemudian berbalik membakar mereka. Sering terjadi mereka tidak memperoleh hal-hal yang mereka inginkan; sebaliknya mereka terus bertemu dengan hal-hal yang tidak mereka inginkan. Di sinilah kekuatan kekotoran batin menggiringi makhluk-makhluk didunia.

Tetapi jika kita membiarkan kekuatan sebab akibat, kekuatan dhamma untuk memimpin, hasilnya berbeda. Walaupun kita bertemu dengan rasa sakit dan kesulitan pada jalan penalaran ketika melawan kekotoran batin, pada waktu penderitaan muncul kita tetap masih bisa cukup bahagia dan tetap tenang menghadapinya. Kita tetap bisa santai melepaskan penderitaan dan melihatnya sebagaimana adanya.

Inilah sebabnya agama merupakan ajaran yang luar biasa penting bagi kehidupan ini. Khususnya, kita sebagai manusia yang lebih pandai daripada makhluk-makhluk lainnya di dunia ini. Kita harus memiliki ajaran agama sebagai harta karun untuk memperindah dan melindungi pikiran, ucapan, dan perbuatan kita.

Dengan demikian, kita membuat berbagai aspek perilaku menjadi indah di mata dan sejuk yang dimulai dari pikiran, baik secara individu maupun untuk masyarakat pada umumnya. Agama bagaikan resep yang memberikan obat: "Lakukan ini, Jangan lakukan itu" dan sebagainya.

Oleh karenanya kita dapat mengikuti Dhamma, tidak menentang dhamma pada jalan yang benar dan mulia. Sebenarnya, pada prinsipnya berlawanan apa yang disukai selama ini, yaitu prinsip yang berlawanan dengan kekotoran batin merupakan lawan dari praktek dhamma.

Dengan kata lain, kita melawan apa yang kebiasaan yang selama kita sukai agar dapat melakukan apa yang sesuai dhamma. Jika pikiran memberikan perintah demikian, maka kebahagiaan, kedamaian dan ketenangan merupakan hasil yang pasti kita terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun