Bagaimana dengan kebahagiaan? Â Ini bukan lagi tentang pemuasan keinginan yang tak berujung, tetapi kita paham ada semacam rasa yang menyenangkan pada objek yang kita lihat, dengar, kecap, sentuh, atau bahkan sekedar muncul dalam pikiran kita.
Dan ketika kita menikmati rasa yang baik ini, kita merasakannya dengan sukacita. Objek disini bisa juga objek devosi seperti melihat Rupang Buddha, Simbol-simbol Dhamma atau bahkan saat bertemu dengan anggota Sangha. Itu sebabnya salah satu ungkapan yang sering kita dengar mengatakan, "Dia menikmati rasa Dhamma"
Kebahagiaan tertinggi yang diinginkan oleh semua murid Buddha tentu saja Nibbana. Seperti sesuatu tentang sebuah objek dapat dipahami sepenuhnya hanya oleh mereka yang benar-benar telah mengalaminya.
Demikian pula sifat Nibbana hanya dapat dipahami sepenuhnya oleh orang-orang Mulia yang telah mencapainya. Sifat yang mendalam dari Nibbana tidak dapat dipahami hanya dengan spekulasi manusia duniawi.
Orang-orang Mulia yang telah melihat Nibbana secara langsung berlawanan dengan manusia pada umumnya yang masih diliputi kebodohan dan nafsu keinginan, mereka seperti orang yang saling memunggungi berlari ke arah yang berlawanan. Semoga pada waktunya kita semua bisa meraihnya.
Sebuah pertanyaan sederhana: "Apakah Anda benar-benar tahu?" ternyata tidaklah sesederhana itu. Butuh waktu sepanjang hidup untuk dapat benar-benar memahami seluruh jawabannya. Atau mungkin butuh waktu lebih lama lagi, entah berapa banyak kehidupan lagi yang harus dijalani untuk dapat benar-benar meraih dan merasakan  kebahagiaan tertinggi Nibbana.
Semoga semua mahluk berbahagia.
**
Bandung, 02 Oktober 2022
Penulis: Yasodha Dei, Kompasianer Mettasik
Learn, Rise, and Shine