Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pohon Kueni Pembawa Kebahagiaan

8 September 2022   05:57 Diperbarui: 8 September 2022   06:10 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Buk!" Sesuatu menimpa kepalaku. Kuelus-elus kepalaku sambil mencari penyebabnya.

Nah! Ketemu juga si biang kerok. Ternyata sebuah kueni yang jatuh dari sebatang pohon kueni di halamanku. Pohon tersebut telah tumbuh di sana sejak kami menempati rumah tersebut. Pemilik rumah yang dulu berpesan kepada kami agar tidak menebang pohon tersebut karena buahnya sangat manis, maka kami membiarkan pohon tersebut tetap bertengger di halaman. Dan ternyata walaupun hanya sebatang pohon kueni tetapi mampu memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam hidupku.

Buk! Buk! Buk! Aku berlari terbirit-birit dari bawah pohon kueni tersebut agar tidak terkena tembakan mautnya sekali lagi, ha ha ha.

Kuamati pohon kueni tersebut dengan seksama. Daun-daunnya, bunga-bunganya, dan buah-buahnya yang bergelantungan di dahan-dahannya. Menambah indahnya suasana pagi yang cerah ini.

Tiba-tiba tebersit ide untuk berdana dengan buah-buah kueni tersebut. Tidak mungkin kami menghabiskan semua buah yang jatuh sekaligus. Sayang kan kalau membusuk. Lebih baik diberikan kepada orang lain untuk menikmati manis dan harumnya buah kueni tersebut.

Pertama-tama aku bagikan kepada tetangga kanan kiri rumah kami yang terkena efek kejutan buk gara-gara pohon kueni tersebut. Lalu menyebar ke tetangga-tetangga yang lain, teman-temanku. Semuanya mendapat jatah.

Dari hasil survei, ternyata sebagian besar menyukai wanginya yang memabukkan dan rasa buahnya yang manis. Bahkan ada teman yang menggunakannya sebagai pengharum mobilnya, he he he.

Selanjutnya ... Terserah Anda, ha ha ha ...

Sejak saat itu, aku terus berdana, baik dengan buah kueni maupun dengan senyuman, ucapan, makanan, uang, tenaga, waktu, dan lain-lainnya yang bisa membawa kebahagiaan bagi makhluk lain kapan pun dan di mana pun.

Hukum karma berlaku dan hasil dari menanam kebajikan yang kulakukan langsung kutuai hasilnya. Ada orang yang berterima kasih dengan tulus. Ada yang mengolahnya menjadi rujak untuk kami nikmati.

Ada pula yang menukarnya dengan hasil kebunnya sendiri seperti jeruk, mangga, dan lain-lain. Dengan memberi kita akan menerima lebih banyak lagi. Hukum karma memperlihatkan kekuatannya. Benih apa yang ditanam, itulah hasil yang akan diterima. Menanam kebajikan menuai kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun