Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagai Bentuk Bakti yang Membawa Berkah

3 Juli 2022   21:01 Diperbarui: 3 Juli 2022   21:33 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai Bentuk Bakti yang Membawa Berkah (gambar: tellusdaily.com, diolah pribadi)

Hal inilah yang termasuk kategori pelimpahan jasa (pattidana), Buddha telah mengajarkan bagaimana melakukan penghormatan dan membalas segala kebaikan. Sesuai juga dengan tujuan Pattidana yang melimpahkan jasa kebaikan pada leluhur, sebagai wujud bakti dah hormat (katannukatavedi) kepada para leluhur yang telah mendahului kita.

Pelimpahan jasa kebaikan sebenarnya bukan hanya terjadi di era terkini saja, pada zaman kehidupan Buddha sudah terjadi. Contoh sederhana pada raja Bimbisara, beliau melakukan jasa kebaikan kepada orang-orang yang telah meninggal dan memiliki hubungan dengan sang raja yang memerlukan bantuan dan pertolongan. Konon setelah pelaksanaan upacara selesai, karena kegembiraan dan simpati yang tinggi dari leluhur, akhirnya dapat terlahir kembali di alam yang bahagia.

Memang bukan perkara sederhana, memberikan jasa kebaikan kepada para leluhur itu harus dilakukan sepenuh hati. Dengan melakukan sepenuh dan ketulusan hati, maka leluhur yang kita tuju akan merasakan getaran kebaikan yang akan membuat mereka berbahagia.

Kapan pun melimpahkan jasa kebaikan dapat dilakukan, tidak perlu melakukan ritual-ritual yang rumit. Ataupun melakukan di tempat-tempat tertentu dengan pernak pernik lengkap. Lakukan dengan sederhana dan penuh ketulusan.

Buddha sesuai dengan Sigalovada Sutta, Digha Nikaya menjelaskan bahwa merupakan hal yang wajib dilakukan anak kepada orangtua yang telah pergi dengan melakukan kebaikan dan memberikan persembahan atas jasa kebaikan yang telah dilakukan.

Mungkin saja ada keluarga yang sudah meninggal dan terlahir di alam yang kurang baik, sehingga melalui kebajikan yang dilakukan mereka mengetahuinya dan senang dengan perbuatan baik yang dilakukan keluarganya. Implikasinya dapat membawa kepada kelahiran yang lebih baik bagi leluhur.

Sebenarnya dengan melakukan pelimpahan jasa ini, menjadi bahan refleksi kita sebagai pembuat kebajikan tersebut. Minimal ada tiga hal yang menjadi perhatian yaitu usia tua, sakit dan semua akan mengalami kematian. Pasti kita semua akan mengalami perubahan, tidak ada yang kekal. Dengan demikian karena kehidupan kita di dunia ini terbatas, menjadi bahan renungan dan praktik keseharian pentingnya menjaga perilaku dan senantiasa eling.

Bagi kita semua yang masih memiliki orang tua, berpalinglah kepada konsep Sigalovada Sutta. Dalam sutta tersebut kita diajarkan bagaimana merawat orang tua, melakukan tugas sebagai anak untuk membahagiakan orang tua, selalu menjaga nama baik keluarga, selalu menghindari hal-hal buruk sehingga layak menerima warisan dari orang tua, dan melakukan pelimpahan jasa setelah orang tua meninggal.

Ada baiknya kembali merenungkan apa yang Buddha sabdakan dalam Dhammapada XXIII: 332, dengan inti sebagai berikut, "Kebahagiaan akan senantiasa mengikuti ketika selalu menghormati ayah dan ibu, melayani para bhikkhu dan memuja para ariya." Demikian tentang pelimpahan jasa begitu disarankan dan dapat juga melihat penjelasan Itivuttaka IV yang isinya "Dia yang melayani ibu dan ayahnya, memuji para bijaksana maka setelah kematian dia akan bersuka cita dalam alam surga."

Pada setiap kesempatan ketika kita melakukan perbuatan baik, sangat dimungkinkan dilimpahkan kepada para leluhur. Misalnya ketika selesai berdana makanan kepada Sangha, atau ketika melakukan donor darah, atau selesai melakukan dana pembangunan gedung atau dana lainnya.

Atau melakukan segudang kebajikan lainnya termasuk misalnya melakukan meditasi, itu pun bisa dilimpahkan kepada orang tua dan leluhur kita. Berharap semua kebaikan yang kita lakukan dapat pula dirasakan getarannya oleh para leluhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun