Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa yang Dilakukan Umat Buddha pada Hari Waisak?

15 Mei 2022   20:27 Diperbarui: 15 Mei 2022   20:30 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berlindung pada Buddha, Dhamma, Sangha artinya secara aktif menjalankan apa yang diajarkan, sehingga menjadi terlindungi dari hal yang tidak baik, seperti:

Dengan tidak membunuh, tidak menyakiti orang lain, kita terlindung, terbebas dari ketakutan musuh menyakiti kita. Kita tidak khawatir ditangkap polisi, tidak khawatir dikejar oleh musuh. Keluarga, teman dan lingkungan juga merasa aman karena berdekatan dengan orang yang tidak membunuh, tidak menyakiti.

Dengan tidak mencuri, korupsi, kita terlindung, tidak perlu menutupi perbuatan mencuri, tidak gelisah, tidak takut dikejar polisi. Orang sekitar kita merasa aman, karena tidak khawatir barangnya dicuri.

Dengan selalu setia dengan pasangan hidup, kita terlindung, keluarga menjadi rukun, hidup menjadi damai. Sebaliknya orang yang selingkuh, diliputi kegelisahan, rasa malu yang terpendam. Jika perselingkuhannya terungkap harus menanggung malu. Orang di sekitar kita tidak khawatir digoda, diajak selingkuh.

Dengan berkata benar, tepat waktu, sesuai kondisi maka kita terlindung, tidak takut dipermalukan, tidak khawatir dikejar polisi karena menipu. Orang sekitar kita merasa aman, karena berdekatan dengan orang yang jujur.

Dengan tidak mengkonsumsi makanan/minuman/obatan yang membuat mabuk, maka kita terlindung dari perbuatan yang tidak terkendali, sehingga terhindar dari banyak perbuatan yang tercela. Dengan tidak mabuk, kita melindungi juga lingkungan terhindar dari hal yang berbahaya, seperti banyak kecelakaan terjadi akibat pelaku dalam kondisi mabuk.

Dengan menjalankan latihan moralitas demikian merupakan perlindungan yang dimaksud,  dengan berlindung pada Buddha, Dhamma, Sangha, maka yang berlatih kehidupan menjadi lebih baik, kegelisahan berkurang, hidup lebih damai. Tetapi tidak semua umat Buddha menjalankan latihan ini dengan baik, jadi sangat memungkinkan penjahat yang beragama Buddha.

Sebaliknya latihan moralitas para Bhikkhu minimal ada 227, sangat banyak. Jika latihan untuk umat awam disebut Sila, kalau latihan untuk para Bhikkhu disebut Vinaya.

Karena tekad mereka yang kuat untuk melatih moralitas ini, maka dianggap pantas dihormati, itu sebabnya kami menyebut sebagai "Bhante" yang artinya "Yang Mulia", kata yang sama yang digunakan sejak 2600 tahun lalu. Seperti juga umat awan, ada saja Bhikkhu yang tidak berlatih dengan baik, kadang ada juga Bhikkhu yang palsu, berjubah kuning tapi tak berlatih.

Para Bhikkhu tidak mencari nafkah dan tidak menikah, karenanya mereka disebut berlatih dengan meninggalkan keduniawian. Kebutuhan mereka hanyalah 4 macam (cattu pacaya): tempat tinggal, makanan & minuman, pakaian dan obat-obatan, yang semua kebutuhan ini disediakan oleh umat. Pada zaman Sang Buddha (dan ada di beberapa negara Buddhis yang masih mempraktekan), pada Bhikkhu tinggal di gubuk ditepi hutan, di bawah pohon besar, gua-gua, kalau di Indonesia biasanya di Vihara.

Para Bhikkhu makan hanya 2 kali, pagi setelah matahari terbit, siang sebelum jam 12. Tetapi ada juga yang hanya makan 1 kali saja, diluar waktu itu, tidak boleh makan, tapi boleh minum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun