Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Kemelekatan" Membawa Penyesalan dan juga Kebahagiaan

13 Januari 2022   11:08 Diperbarui: 13 Januari 2022   11:31 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemelakatan Membawa Penyesalan dan juga Kebahagiaan (popmama.com)

Di dalam kamar, diriku merenung dan sangat menyesal. Kata-kata telah dilontarkan, memberikan hasil yang tidak menyenangkan. Tidak sesuai dengan tekadku untuk menghilangkan AKU, yang telah aku pelajari dari hasil "retreat meditasi."

Diriku telah banyak melakukan perubahan. Mengurangi kebiasaan bergadget, melepaskan keriangan yang tidak perlu. Tapi, AKU masih saja tetap muncul tanpa diundang.

Kecewa, penyesalan, sedih, bercampur menjadi satu.

Untungnya, tidak sempat berlarut. Ternyata usaha yang kulakukan tidak berarti nihil. Diriku baru tersadar, jika kesadaran yang kulatih selama ini melalui meditasi-lah yang telah meredakan AKU. Dan cukup cepat. Tidak ada kata terlambat, karena masih ada kata "Maaf."

Bukan penyesalan diri, karena itu hanya akan menimbulkan Shankara Buruk yang baru.

Malam itu juga, saya mengirimkan pesan singkat. Meminta maaf kepadanya. Disertai sebuah tekad dalam hati, besok pagi diriku akan memeluknya erat. Kembali meminta maaf dengan hati yang tulus.

Malam itu, saya pun tertidur dengan perasaan damai dan tentram.

**

Keesokan paginya, diriku membaca sebuah balasan pesan dari anakku.

"Ma, kadang orang cerita itu gak mau dikasih wejangan, Cuma mau didengerin, terus jangan memaksa, terlihat mama dominan banget dan aku gak enak denger nya, semoga mama ngerti."

Agak terkejut, tapi akhirnya bersyukur. Dengan permintaan maafku, anakku akhirnya berani mengeluarkan uneg-unegnya. Perasaan tidak happy-nya ia keluarkan dan tidak menjadi sampah dalam pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun