Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyihir dari Axtraliz-Chapter 11

16 Februari 2020   08:29 Diperbarui: 16 Februari 2020   08:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mereka juga menatap kita seperti para peri-peri pohon tadi. Lukisan kedua aku melihat peri-peri laut yang berbentuk seperti putri duyung kecil. Kulit mereka berwarna kebiruan dan mata mereka seperti mata katak  yang berwarna kuning. Badan mereka penuh dengan sisik dan mereka memiliki sirip yang indah, yang warna seperti ikan cupang hias. Mereka tadinya bermain-main bersama binatang-binatang di rawa. Mereka juga datang ke kita dengan tatapan kecurigaan.

Lukisan berikutnya adalah lukisan peri-peri api yang berambut api yang menyala-nyala. Mereka tidak memiliki sayap seperti peri-peri pohon, tapi mereka bisa terbang. Mereka memiliki kemampuan berpindah tempat. Mereka juga menatap kami juga. Rasanya mereka terkurung di dalam lukisan. Aku rasa mereka dikurung dalam lukisan. Lukisan terakhir adalah lukisan peri-peri yang di langit.

Mereka bersembunyi di dalam awan. Tubuh mereka terbuat dari awan dan angin. Rambut mereka juga terbuat dari awan. Mereka tidak memiliki sayap, tapi mereka terlihat sangat ringan. Mereka juga menatap kita lagi. Salah satu dari mereka mengucapkan kata-kata yang susah aku tebak. Rasanya mereka ingin memberitahu aku sesuatu. 

Tanpa sadar aku melihat lantai lorong gedung ini. Lantai ini memiliki pola yang sama seperti tempat raja dan ratu Axtraliz atau sang suami istri itu. Pola papan catur yang berwarna hitam putih. 

"Con-con. Greenny."

"Yah, Melta?"

"Apakah kita kembali ke tempat awal? Tempat istana raja dan ratu Axtraliz."

"Saya sendiri bingung." Con-con menjawab. 

"Apa mungkin ini Gunung Zenox adalah istana Axtraliz? Kita seperti keluar dari tempat itu dan kembali ke tempat yang sama."

"Rasanya tidak mungkin." Greenny mulai berkata.

Aku melihat di ujung lorong ada sebuah pintu lagi yang hendak dibuka. Kami semua menghampiri pintu tersebut dan melihat ruang itu lagi. Tebakan yang aku katakan ternyata benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun