Mohon tunggu...
Gresy Rafanda Azzahra
Gresy Rafanda Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Airlangga

Mahasiswa Aktif S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Berkembangnya Artificial Intelligence di Masa Depan Dapat Mempengaruhi Prospek Karier Manusia?

11 Juni 2022   21:09 Diperbarui: 11 Juni 2022   21:59 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang ditambahkan ke dalam sistem yang dapat dimanipulasi dalam konteks ilmiah. Sederhananya, kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara komputer untuk melakukan sesuatu seperti manusia. Saat ini, Artificial Intelligence (AI) berkembang pesat dan memiliki dampak besar pada kehidupan sehari-hari manusia. Sebagian besar peran manusia saat ini didukung oleh kecerdasan buatan. Hal ini mengakibatkan para pekerja di seluruh dunia merasa cemas mengenai keberlangsungan prospek kerja mereka.

Berbicara tentang sejarah kecerdasan buatan tak lepas dari sosok John McCarthy, yang dikenal sebagai "Bapak AI". Semasa kuliah, ia mulai mengembangkan ketertarikannya pada mesin yang dapat meniru pikiran manusia. Kemudian, McCarthy membangun dua laboratorium kecerdasan buatan, yaitu Stanford Artificial Intelligence Laboratory dan MIT Artificial Intelligence Laboratory.

Kecerdasan buatan ditemukan pada tahun 1950. Dietrich Prince awalnya menciptakan kecerdasan buatan khusus untuk permainan catur. Sejak saat itu, kecerdasan buatan ini semakin berkembang dan hingga saat ini sudah dapat digunakan untuk memecahkan masalah besar seperti pendataan dengan skala yang besar, dan masih banyak lainnya.

Kata ini mungkin tampak asing bagi sebagian orang, tetapi bentuk, kegunaan, dan penggunaannya sudah umum di masyarakat. Contoh aplikasi dari Artificial Intelligence yaitu Siri dan Google Assistant yang dapat membantu melakukan hal yang diinginkan dan menjawab pertanyaan yang perlu Anda ketahui. Kecerdasan buatan juga digunakan dalam aplikasi perjalanan dan navigasi seperti Google Maps, Waze, Gojek dan Grab. Namun, keberadaan AI yang semakin canggih ini tentu dapat menjadi bencana besar, karena jutaan manusia akan kehilangan pekerjaan mereka.

Menurut laporan Accenture Strategy, Reworking the Revolution: Are you ready to sompete as intelligent technology meets human ingenuity to create the future workforce? Dalam dunia bisnis, pada umumnya berinvestasi pada kecerdasan buatan (AI), serta kolaborasi antara manusia dan mesin. Hal ini akan mendorong peningkatan pendapatan sebesar 38% pada tahun 2022. Survei menunjukkan bahwa para pemimpin bisnis dan karyawan optimis bahwa AI akan berdampak positif pada produktivitas dan pengalaman kerja. Namun, potensi tersebut belum bisa dipastikan karena masih ada jarak antara kemampuan para pekerja dalam menggunakan AI dan upaya perusahaan dalam mempersiapkan keterampilan pekerjanya.

Menurut Bapak Nugraha Priya Utama, seorang dosen ITB mengatakan bahwa, Semakin berkembangnya dunia AI, kemungkinan bahwa AI dapat menjadi terminator yang dapat melukai manusia. Kemungkinan tersebut dapat terjadi sekitar lima puluh tahun lagi. Namun, hal terpenting yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana kita menjaganya agar hal tersebut tidak terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun