Gaya sepak bola PSG yang bebas dan ekspansif menarik perhatian banyak orang, sementara taktik kelas master Inter yang penuh gaya dan keras kepala telah membuat frustrasi Bayern Munich dan Barcelona dalam perjalanan mereka.
Ada begitu banyak yang dipertaruhkan bagi kedua tim. PSG ingin menyelesaikan quadruple dan menjadi klub Prancis pertama yang melakukannya, sementara Inter berharap untuk tidak mengakhiri musim tanpa trofi, setelah sempat memburu treble hanya sebulan yang lalu.Â
Pada bulan November lalu, bukan tidak mungkin PSG akan gagal lolos sepenuhnya ke babak sistem gugur karena finis di luar peringkat 24 teratas di fase liga, yang membuat jabatan manajer Luis Enrique terancam.Â
Akan tetapi, transformasi klub pada tahun 2025 hampir tidak dapat dipercaya, dan mereka telah menjadi tim paling mengesankan di Eropa sejak pergantian tahun.
Klub Paris itu kembali memenangi Ligue 1 dengan mudah, dan menyingkirkan Reims di final Coupe de France minggu lalu, sehingga kini mereka hanya tinggal satu pertandingan lagi untuk menyelesaikan musim yang sempurna, dan musim yang telah dinantikan oleh pemilik mereka asal Qatar selama lebih dari 14 tahun.Â
Pasukan Enrique juga sangat layak mendapat mahkota tersebut, setelah semua kegaduhan yang terjadi mengenai prestasi mereka di level ini, dan kekecewaan yang telah mereka derita dalam beberapa tahun terakhir.
Di sisi lain, raksasa Italia, Inter Milan punya banyak sejarah untuk dijadikan sandaran, dengan tiga trofi Liga Champions yang sudah tersimpan.Â
Setelah gagal di Serie A dan Coppa Italia, pasukan Simone Inzaghi akan berusaha keras untuk menebus kegagalan mereka di kedua kompetisi, serta di final dua tahun lalu.
Pembicaraan tentang treble merebak menyusul kemenangan agregat luar biasa 7-6 atas Barca di semifinal, tetapi itu ternyata tidak menandai salah satu musim terhebat dalam sejarah klub.
Sebab, Inter tidak begitu meyakinkan dalam beberapa terakhir, terutama karena membuang peluang mengkudeta Napoli.
Sedikit ditarik ke belakang, Lautaro Martinez dkk kalah di Serie A dari Bologna dan Roma, kehilangan poin fatal dari Lazio yang membuat mereka kehilangan gelar, serta tersingkir dari Coppa dari rival Milan setelah kekalahan telak di kandang sendiri.