Namun, kekalahan itu justru menjadi motivasi tambahan bagi Flick dan pasukannya untuk tampil lebih kuat di musim mendatang.Â
Supremasi Barcelona dengan warna kebesaran Merah-Biru semakin mengukuhkan identitas mereka sebagai kekuatan dominan di Spanyol.
Di sisi lain, keberhasilan Bologna dan Crystal Palace meraih trofi piala domestik bisa dibilang sebagai sebuah anomali yang indah.Â
Bologna, meski diuntungkan dengan jalur undian yang relatif bersahabat di awal kompetisi (menghadapi Monza, Atalanta, dan Empoli), tetap menunjukkan konsistensi dan semangat juang yang tinggi.Â
Status mereka sebagai tim yang juga berlaga di Liga Champions musim ini tidak membuat mereka kehilangan fokus di kompetisi domestik.Â
Gelar Coppa Italia ini menjadi hadiah yang pantas bagi para pemain dan tifosi yang telah menunggu selama lebih dari setengah abad.
Kisah Crystal Palace bahkan lebih mengejutkan. Mereka mampu memanfaatkan momentum kegoyahan Manchester City, yang tampak kehilangan sentuhan magisnya di akhir musim.Â
Penyelamatan penalti heroik dari Dean Henderson menjadi pemicu semangat The Eagles. Gol tunggal Eze, hasil dari umpan silang akurat Daniel Munoz, menjadi simbol determinasi dan taktik jitu Oliver Glasner.Â
Kemenangan ini bukan hanya memberikan trofi pertama bagi Palace, tetapi juga membuktikan bahwa kejutan masih mungkin terjadi di sepak bola, bahkan di level tertinggi.
Asa Merah-Biru Belum Padam, Menanti Tuah di Paris
Gelombang warna Merah-Biru di kompetisi piala domestik Eropa berpotensi untuk semakin besar.Â
Paris Saint-Germain (PSG), yang juga identik dengan warna kebesaran tersebut, akan berhadapan dengan Reims di final Coupe de France pada 24 Mei 2025 mendatang.Â