Julukan ini merujuk pada selebrasi ikoniknya yang meniru meme kartun "I'm a chill guy".Â
Usai mencetak gol, ia dengan santai menghadap ke arah suporter, memasukkan kedua tangannya ke dalam sisi kanan-kiri celana, sambil menampilkan senyum tipis yang khas.Â
Julukan "Chill Guy" yang melekat pada Dean Huijsen mungkin memberikan kesan santai dan tidak terlalu ambisius. Namun, di balik senyum tipis dan selebrasi ikoniknya, tersembunyi determinasi tinggi untuk meraih kesuksesan.Â
Huijsen bukan sekadar pemain muda bertalenta. Ia adalah fanboy sejati dari legenda Real Madrid dan Timnas Spanyol, Sergio Ramos.Â
Posisi yang sama di jantung pertahanan, ditambah kedatangan di usia emas ke Santiago Bernabeu, tentu memunculkan harapan besar bahwa Huijsen akan menjadi penerus tongkat estafet Ramos
Kekagumannya pada Sergio Ramos bisa menjadi sebuah aspirasi untuk mengikuti jejak sang legenda di jantung pertahanan Real Madrid.
Sergio Ramos adalah simbol dari semangat juang, kepemimpinan, dan kualitas bertahan kelas dunia di Real Madrid selama lebih dari satu dekade.Â
Keberaniannya dalam duel satu lawan satu, kemampuannya dalam memimpin lini belakang, serta kontribusinya dalam mencetak gol-gol krusial menjadikannya ikon yang tak tergantikan.Â
Beban ekspektasi tentu akan besar di pundak Huijsen, namun kehadirannya di usia muda memberikan harapan baru bagi para Madridista untuk memiliki sosok pemimpin di lini belakang dalam jangka panjang.
Fleksibilitas dalam Skema Xabi Alonso
Rencana kedatangan Xabi Alonso sebagai pelatih baru Real Madrid membawa harapan akan perubahan taktik yang menarik.Â
Formasi 3-4-2-1 yang menjadi ciri khas Alonso di Bayer Leverkusen memberikan gambaran bagaimana Dean Huijsen akan diintegrasikan ke dalam skuad Los Blancos.Â