Awal musim 2024/2025 seharusnya menjadi babak baru dalam kariernya bersama Bianconeri. Impian untuk menjadi bagian inti skuad Juventus pupus seketika Thiago Motta datang sebagai nakhoda baru.Â
Huijsen tak masuk dalam skemanya, dan jalan keluar bernama Bournemouth menjadi pelabuhan selanjutnya.Â
Bersama The Cherries, Huijsen yang kini memilih membela panji Spanyol, tampil solid dalam 30 pertandingan Liga Inggris.
Jam terbang yang signifikan melawan keganasan Premier League, menempa mental dan kemampuannya.
Duetnya bersama Ilya Zabarnya di bawah komando Andoni Iraola menghasilkan performa apik bagi Bournemouth, bahkan mampu membawa tim kejutan ini merangsek ke papan atas EPL.Â
Penampilan gemilang ini tak luput dari pantauan Luis de la Fuente, pelatih Timnas Spanyol. Debut manis pun diraih pada 20 Maret lalu, dalam laga perempat final UEFA Nations League melawan Belanda, negara kelahiran ayahnya.
Dan kini, di penghujung musim 2024/2025, Real Madrid melakukan gebrakan besar di kursi kepelatihan.Â
Meski belum ada pengumuman resmi, namun sinyal kuat "here we go" sudah berhembus kencang, mengindikasikan Xabi Alonso akan menggantikan Carlo Ancelotti sebelum Piala Dunia Antarklub Juni mendatang.Â
Salah satu syarat yang diajukan sang maestro lini tengah adalah perombakan lini belakang, dan Dean Huijsen menjadi target utama.Â
Kontrak panjang hingga lima tahun menjadi bukti keseriusan Xabi dan manajemen Los Blancos dalam mengamankan aset berharga ini.
Potensi "Chill Guy" Penerus Sergio Ramos
Dean Huijsen juga dikenal dengan julukan uniknya: "Chill Guy".Â