Kompasiana - Di tengah hiruk-pikuk memberi kritikan tajam atas hasil laga perdana Patrick Kluivert, percayalah, hanya ada satu pihak yang murni diuntungkan. Dia adalah Timnas Bahrain.
Selasa (25/3/2025) pukul 20.45 WIB, Timnas Indonesia akan melakoni matchday 8 Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, melawan negara yang merupakan pesaing langsung di Grup C.
Kekalahan 1-5 di Sydney hari Kamis (20/3/2025) lalu, membuat Tim Garuda tertahan di enam poin dan melorot ke posisi ke empat disalip Arab Saudi.
Berada tepat di bawahnya, ada The Reds, Bahrain yang mempunyai poin sama, juga selisih gol yang sama (-7). Indonesia hanya diuntungkan jumlah memasukkan gol yang lebih banyak dibanding salah satu Negara Teluk itu (7:5).
Hasil buruk melawan Australia seakan mengaburkan semangat berkompetisi fans Timnas Indonesia, sebab perhatian terlalu berfokus pada racikan Kluivert dan kebijakan PSSI.
Kita menjadi lupa bahwa Bahrain adalah tim yang pernah mengalahkan Timnas Indonesia "era kegelapan" 0-10 pada tahun 2014.
Kita juga sedikit lupa, bahwa Jay Idzes dkk memperoleh hasil imbang 2-2 secara kontroversial pada leg pertama di di Riffa, Oktober tahun lalu.
Kala itu kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf asal Oman disorot tajam. Puncaknya adalah gol kedua Mohamed Mahroon di menit 90+9' yang menyamakan kedudukan, padahal extra-time hanya diberikan seharusnya selama enam menit.
Gulungan kekecewaan atas hasil laga tersebut dan tensi terhadap Bahrain, berpuncak pada pengajuan kubu The Reds kepada AFC untuk memindahkan laga Indonesia vs Bahrain ke tempat netral dengan alasan keamanan.Â
AFC tidak menyetujuinya dan jatah suporter Bahrain di Gelora Bung Karno tidak mereka ambil untuk meminumkan risiko.