Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Debat Coach Justin dan Mas Sapto Haryo: Darwin Nunez Itu Flop Gak Sih?

7 Maret 2024   19:46 Diperbarui: 8 Maret 2024   09:36 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Darwin Nunez, melakukan selebrasi setelah mencetak gol melawan Fulham (6/8/22). Sumber: AFP/JUSTIN TALLIS via kompas.com

Hasil dari laga tersebut adalah kemenangan untuk sisi Uruguay dengan skor 3-1, yang dilengkapi raihan sebuah gol dari Darwin Nunez. Secara materi pemain, Uruguay jelas masih di atas Norwegia, sehingga Ronald Araujo cs bisa memudahkan Darwin Nunez untuk berkreasi di lini serang.

Antitesis dari laga itulah yang terjadi di musim lalu bagi keduanya. Disaat Erling Haaland tinggal hadir sebagai kepingan puzzle untuk mencetak gol bagi The Citizen, Darwin Nunez bersama Liverpool malah sedang struggle karena baru saja ditinggal Sadio Mane ke Bayern Munchen. Roberto Firmino juga tengah dalam penurunan performa, jadi praktis Nunez merasakan adaptasi yang lebih sulit dibandingkan Haaland.

Hasil akhir musim menjadi penegasnya, dimana saat Liverpool gagal mendapatkan gelar apapun, Manchester City bersama Haaland meraih treble bersejarah bagi klub asal kota Manchester.

Dari dua sudut pandang di atas, jelas faktor komposisi dan chemistry tim membuat kinerja seorang striker akan menjadi lebih mudah. 

Pembanding berikutnya adalah dari sisi harga kedua pemain. Seperti diulas di atas, sengitnya perburuan Darwin Nunez oleh Liverpool dan Manchester United, membuat Benfica mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan harga jual yang jauh melebihi market value Darwin Nunez itu sendiri.

Di sini berlaku hukum pasar, disaat sebuah tim memang sangat membutuhkuan pemain yang diincarnya, harganya juga pasti akan melonjak tinggi. Plus sebuah kenyataan bahwa pemain top di posisi penyerang tengah merupakan aset langka di zaman ini. Jadilah deal seharga 85 juta pounds tersebut menobatkan Darwin Nunez sebagai pemain termahal sepanjang sejarah Liverpool.

Beda kasus dengan Erling Haaland, ia ditebus seharga 51 juta pounds oleh City dari Dortmund karena nominal itu merupakan klausa "buy-out". Secara singkat, klausa "buy-out" merupakan klausa perjanjian kontrak yang ditandatangani pemain dengan klub pemilik, yang menyebutkan nominal tertentu sebagai harga minimal bagi tim lain untuk merekrutnya.

Disini yang diuntungkan jelas adalah Manchester City. Mereka bisa membeli Haaland di bawah market value, karena Haaland sudah memagari Borussia Dortmund untuk bisa melepasnya di harga 51 juta pounds. Inilah mengapa, Erling Haaland dan ayahnya Alf-Inge Haaland melakukan safari ke Barcelona, Real Madrid dan Manchester City sebelum memutuskan berlabuh ke Etihad Stadium.

Usut punya usut, Haaland kini juga mempunyai klausa "buy-out" bersama Manchester City. Pembahasan mengenai klausa "buy-out" Haaland ini dapat dibaca secara jelas di artikel Kompasianer Dian S. Hendroyono yang berjudul "Release Clause" Erling Haaland, Mimpi Buruk Manchester City"

Jadi bisa disimpulkan sementara bahwa komparasi harga 85 juta pounds Darwin Nunez kurang relevan dengan nominal 51 juta ponds yang dikeluarkan Manchester City untuk menggaet Erling Haaland.

Pundit Data dan Pundit Nonton Langsung Pertandingan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun