Pada kondisi tertentu, seorang desainer dapat memberikan potongan harga melalui metode "Discounted Price". Ini bisa diterapkan terutama untuk klien lama, proyek berjangka panjang, atau event promosi khusus. Namun, dalam hal ini desainer harus berhati-hati agar diskon tidak merusak citra brand atau dianggap sebagai sinyal harga rendah. Oleh karenanya, desainer perlu menghitung lebih cermat agar tidak merugikan orang lain maupun diri sendiri.
10. Loss Leader Price
Strategi "Loss Leader Price" dapat digunakan sebagai taktik masuk pasar baru. Misalnya, menawarkan harga sangat rendah untuk proyek awal guna menarik perhatian klien besar.Â
Risiko metode ini adalah potensi kerugian jangka pendek, namun dapat membuka peluang proyek yang lebih menguntungkan di masa depan jika memang secara cermat diperhitungkan. Meskipun begitu, desainer harus berhati-hati agar tidak merusak harga pasar.Â
Jika terlalu banyak menggunakan strategi ini atau menetapkan harga jauh di bawah standar pasar, desainer dapat menciptakan ekspektasi desain dengan harga rendah secara permanen. Sebagai solusinya, desainer dapat membatasi jumlah maupun jenis proyek yang termasuk Loss Leader dan memperjelas pada klien bahwa harga tersebut adalah bagian dari strategi pemasaran awal.
11. Emergency Price
"Emergency Price" adalah metode untuk jenis proyek yang bersifat mendesak atau urgent. Misalnya, permintaan desain dalam waktu hanya 24 jam. Dalam hal ini, Desainer dapat menerapkan harga lebih tinggi untuk mengkompensasi waktu kerja ekstra atau revisi cepat. Â
Variabel-variabel utama yang diperhitungkan dalam menetapkan Emergency Price antara lain durasi pengerjaan (jumlah jam kerja tambahan), tingkat urgensi proyek, tingkat prioritas kebutuhan revisi cepat, tingkat kesulitan desain, serta potensi gangguan terhadap proyek lain yang sedang berjalan. Semakin tinggi tingkat urgensi dan kompleksitas proyek, semakin besar markup yang dapat diterapkan.
Penutup
Meski sebelas metode tersebut menawarkan fleksibilitas, menentukan harga jasa desain pada prakteknya di lapangan tidaklah mudah. Desainer harus mempertimbangkan biaya produksi, target pasar, positioning brand, dan potensi nilai tambah. Jika harga terlalu rendah, desainer dapat terjebak dalam proyek berbiaya tinggi namun berpendapatan rendah. Sebaliknya, harga yang terlalu tinggi tanpa justifikasi nilai penawaran di dalamnya dapat membuat klien potensial berpaling.