Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

6 Perennial Crops Ini Bisa Jadi Investasi Generasi Sandwich Hadapi Pensiun

2 Juni 2025   09:25 Diperbarui: 2 Juni 2025   11:11 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalao, salah satu perennial crops yang bisa jadi investasi generasi sandwich hadapi masa pensiun (dok foto: Gregorius Nafanu)

Generasi sandwich adalah istilah untuk menggambarkan orang-orang yang terjepit secara finansial dan emosional antara dua generasi.

Mereka terjepit di antara generasi di atasnya, yaitu orang tua yang mulai menua dan perlu dukungan serta generasi di bawahnya, yaitu anak-anak yang masih harus dinafkahi atau disekolahkan.

Karenanya, kelompok ini mendapatkan julukan generasi sandwich karena seperti isian sandwich yang terjebak di antara 2 belahan roti.

Generasi Sandwich, bukanlah kelompok pensiunan ataupun generasi yang belum mandiri. Akan tetap mereka adalah kelompok berusia produktif.

Usia generasi ini rata-rata antara 30 hingga 50 tahun dan menanggung biaya hidup orang tua dan anak. Karenannya, seringkali kesulitan untuk menabung atau investasi bagi diri sendiri.

Generasi Sandwich seringkali digambarkan sebagai orang yang rentan stres, kelelahan, dan tekanan psikologis karena tanggung jawab ganda.

Bisa Investasi via Perennial Crops

Seperti dideskripsikan di atas, generasi Sandwich sering kali dianggap sebagai kelompok yang kesulitan menabung atau investasi bagi diri sendiri menghadapi masa pensiun atau usia tua.

Namun, beberapa pilihan bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki, entah berupa uang atau kepemilikan lahan.

Bagi yang ingin menghabiskan waktu masa pensiun dengan santai tetapi tidak tergantung pada anak-anak, bisa mencoba beberapa investasi.

Tak selamanya harus investasi uang di lembaga keuangan. Tetapi dapat memilih investasi melalui perennial crops atau investasi tanaman umur panjang bernilai ekonomi tinggi.

Nah, berikut ini 6 perennial crops atau tanaman umur panjang yang bisa diusahakan menghadapi usai pensiun sehingga tidak lagi membebani anak-anak.

1. Kelapa

Investasi masa tua dengan bertanam kelapa memiliki banyak keunggulan, terutama jika  ingin mendapatkan penghasilan pasif, memanfaatkan lahan produktif dan berkelanjutan.

Kelapa memiliki usia produktif yang panjang, hingga 60-70 tahun. Sekali tanam, bisa menghasilkan seumur hidup. Bahkan masih dapat diwariskan kepada anak cucu.

Pohon kelapa bisa panen setiap 3–4 bulan tergantung varietas dan kondisi. Ini artinya ada potensi penghasilan berkala (kuartalan), cocok untuk pensiunan.

Permintaan pasar  juga stabil, baik  air kelapa, santan, kopra, minyak kelapa, arang, sabut, batok, maupun produk gula kelapa. Juga diperlukan dalam industri makanan, minuman, kosmetik, dan kesehatan terus membutuhkan produk kelapa.

Kelapa, bisa menjadi investasi pilihan generasi sandwich hadapi masa pensiun (dok foto: Pixabay/Bishnu Sarangi via kompas.com)
Kelapa, bisa menjadi investasi pilihan generasi sandwich hadapi masa pensiun (dok foto: Pixabay/Bishnu Sarangi via kompas.com)

2. Kelapa Sawit

Investasi kelapa sawit menjadi pilihan menarik untuk mempersiapkan masa pensiun karena memiliki umur produktif yang panjang, yakni sekitar 25 hingga 30 tahun. 

Setelah melewati masa tanam dan perawatan awal selama 3–4 tahun, pohon sawit mulai berbuah secara rutin dan dapat dipanen setiap 10–15 hari sekali. 

Ini memberikan potensi penghasilan yang relatif stabil dan berkelanjutan, menjadikannya sumber pendapatan pasif yang ideal bagi mereka yang telah memasuki usia pensiun.

Selain itu, industri kelapa sawit memiliki permintaan global yang tinggi karena produk turunannya digunakan dalam berbagai sektor, mulai dari minyak goreng, kosmetik, biodiesel, hingga bahan baku industri. 

Bagi pensiunan yang memiliki lahan atau bisa bekerja sama dengan pengelola kebun, investasi sawit dapat menjadi aset jangka panjang yang terus menghasilkan meski tidak dikelola langsung setiap hari.

3. Cengkeh

Investasi tanaman cengkeh sangat cocok untuk menghadapi masa pensiun karena memiliki umur produktif yang panjang, yakni bisa mencapai 50 tahun atau lebih. 

Setelah melewati masa tanam awal sekitar 4–6 tahun, pohon cengkeh mulai berbuah secara rutin setiap tahun, terutama saat musim panen tiba. 

Cengkeh memiliki nilai ekonomi tinggi karena digunakan secara luas dalam industri rokok kretek, farmasi, kosmetik, dan rempah-rempah, sehingga harga jualnya relatif stabil dan menguntungkan. 

Dengan panen tahunan yang konsisten, cengkeh memberikan potensi penghasilan pasif yang sangat membantu kebutuhan finansial di masa tua.

Selain itu, tanaman cengkeh tidak memerlukan perawatan intensif seperti tanaman hortikultura. Setelah tumbuh dewasa, perawatannya cukup sederhana seperti pemangkasan, pemupukan berkala, dan pengendalian hama ringan. 

4. Kopi

Investasi tanaman kopi merupakan pilihan cerdas bagi generasi sandwich yang menanggung beban finansial ganda, karena tanaman ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan pasar yang luas, baik lokal maupun internasional. 

Kopi mulai berproduksi dalam 2,5–4 tahun sejak tanam dan bisa terus berbuah selama 20–30 tahun jika dirawat dengan baik. 

Dengan panen yang bisa dilakukan 1–2 kali per tahun, generasi sandwich dapat mengandalkan hasil kopi sebagai sumber tambahan penghasilan untuk membantu biaya hidup orang tua maupun pendidikan anak. 

Selain itu, harga kopi cenderung stabil dan meningkat seiring tren gaya hidup kopi di kalangan muda dan pertumbuhan industri kafe.

Kopi, perrenial crops yang bisa bertahan lama dan menjadi sumber penghasilan para pensiunan (dok foto: Gregorius Nafanu)
Kopi, perrenial crops yang bisa bertahan lama dan menjadi sumber penghasilan para pensiunan (dok foto: Gregorius Nafanu)

5. Kakao

Investasi lewat tanaman kakao memberikan manfaat jangka panjang karena memiliki umur produktif 20–25 tahun dan dapat mulai berbuah dalam 2–3 tahun setelah tanam. 

Kakao menghasilkan biji yang digunakan dalam industri cokelat dan makanan, dengan permintaan pasar global yang terus meningkat. Selain itu, kakao bisa dipanen beberapa kali dalam setahun, memberikan aliran penghasilan yang relatif rutin. 

Dengan perawatan yang terjangkau dan peluang kemitraan dengan koperasi petani atau pabrik pengolahan, kakao menjadi pilihan investasi agribisnis yang cocok untuk menopang keuangan jangka panjang secara berkelanjutan.

6. Kayu Komersial

Investasi generasi sandwich lewat pohon kayu seperti jati, sengon, dan mahoni memberikan manfaat jangka panjang sebagai tabungan masa depan yang dapat dipanen setelah 7–20 tahun tergantung jenisnya. 

Pohon-pohon ini tidak membutuhkan perawatan harian intensif, sehingga cocok bagi generasi sandwich yang sibuk mengurus keluarga dan pekerjaan. 

Selain itu, nilai jual kayu terus meningkat karena permintaan tinggi di industri konstruksi, furnitur, dan kerajinan. 

Dengan menanam sejak dini, hasil panen kayu dapat dimanfaatkan untuk biaya pendidikan anak, dana pensiun, atau diwariskan sebagai aset produktif antar generasi. 

Jati, salah satu tanaman kayu komersial yang cocok untuk investasi jangka panjang generasi Sandwich (dok foto: Gregorius Nafanu)
Jati, salah satu tanaman kayu komersial yang cocok untuk investasi jangka panjang generasi Sandwich (dok foto: Gregorius Nafanu)

Referensi:

https://www.youtube.com/@jusjaringusaha3018
https://www.youtube.com/@MbahBamsBSM

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun