Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup dari Budidaya Rumput Laut di Pantai Oesina Kupang

8 Mei 2023   06:01 Diperbarui: 8 Mei 2023   07:05 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumput laut (PIXABAY/ PHOTOSFORYOU)

Sebagian besar pesisir laut di Nusa Tenggara Timur berpotensi untuk budidaya rumput laut. Di sekitar Kupang saja, ada beberapa tempat produksi rumput laut. Sebutlah di pantai-pantai Pulau Semau yang berada di ujung barat Pulau Timor. Atau pantai Tablolong dan Oesina, Kupang Barat yang terkenal dengan rumput laut Sakolnya. 

Sakol adalah jenis rumput laut hijau. Dikenal dengan nama latin Euchema striatum. Seaweed jenis Sakol ini paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat di pesisir NTT.

Agar rumput laut dapat berproduksi dengan optimum, maka diperlukan beberapa syarat. Beberapa syarat dan kondisi seperti dilansir dalam website kkp.go.id. Lokasi budidaya rumput laut hendaknya mendapatkan cahaya matahari yang cukup. 

Ti'i Erna Suy membawa pulang hasil panen rumput laut Sakol, sementara suaminya membersihkan perahu mereka (dokpri)
Ti'i Erna Suy membawa pulang hasil panen rumput laut Sakol, sementara suaminya membersihkan perahu mereka (dokpri)

Daerah budidaya rumput laut juga membutuhkan lokasi yang bebas dari banjir dan salinitas tidak berfluktuasi. Rumput laut juga memerlukan tempat yang bukan daerah lalu lintas kapal, penangkapan ikan, dan bebas dari limbah. 

Selain syarat lingkungan untuk budidaya, beberapa hal penting juga perlu diperhatikan. Tempat penanganan bibit harus tertutup dan terlindungi. 

Pemasangan tali-temali di areal usaha juga perlu memperhatikan fungsi konservasi di sekitar agar tidak merusak lingkungan. Tempat penanganan panen dan pasca panen juga harus tidak terkontaminasi dengan benda atau zat asing yang merugikan.

Hasil panen dibersihkan dan dipisah menjadi dua, 75% untuk dijual dan 25% diikatkan pagi pada tali sebagai bibit baru (dokpri)
Hasil panen dibersihkan dan dipisah menjadi dua, 75% untuk dijual dan 25% diikatkan pagi pada tali sebagai bibit baru (dokpri)

Budidaya Rumput Laut Sakol di Oesina

Menurut sepasang suami isteri-To'o Nale dan Ti'i Erna- usaha budidaya rumput laut telah dilakoni di Pantai Oesina sejak tahun 1999. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun