Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dikira Menganggur Sama Tetangga Ketika Bekerja dari Rumah

20 Januari 2023   09:47 Diperbarui: 20 Januari 2023   18:46 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan mengira orang yang di rumah saja tetapi bisa hidup itu ada kaitannya dengan babi ngepet ya (dok foto: bombastis.com)

Barangkali ada yang berpikir, untuk apa sibuk memikirkan apa kata tetangga atau orang lain terhadap diri kita? Benar sih. Saya juga setuju dengan perkataan tersebut. Namun hidup bermasyarakat, seringkali membuat kita menanggapi apa kata orang juga. Mencoba "menebalkan" telinga namun akhirnya tipis juga.

Masih terkait dengan bekerja dari kantor (WfO) atau bekerja dari rumah (WfH). Jauh sebelum adanya pandemi Covid-19, sejatinya saya sudah terbiasa bekerja dari rumah. Lokasi kerja yang jauh di remote area tak dapat diakses dalam hitungan jam. Karenanya, para pekerja biasanya bekerja dengan sistem roster yang ditetapkan oleh manajemen.

Sistem roster kerja, mengatur berapa lama seseorang tinggal dan bekerja di area tersebut dalam waktu tertentu, lalu cuti dan kembali ke rumah atau lokasi point of hire (POH) saat seseorang menandatangani kesepakatan kerja bersama.

Sekalipun roster kerja telah disusun bersama dalam suatu departemen, seringkali terjadi perubahan yang mana lebih banyak terkendala dengan adanya travel warning. Peringatan ini, lebih banyak dikenakan kepada transportasi laut. Dan sudah tentu, jadwal keberangkatan kapal angkutan umum atau perusahaan akan disesuaikan hingga travel warning dicabut oleh pihak yang berwewenang.

Pada kondisi demikian, hanya ada dua pilihan bagi seorang pekerja. Pertama, berkoordinasi dengan pimpinan departemen untuk mengatur ulang schedule kerja di lapangan. Kedua, tidak mengubah roster yang sudah ada sebab akan mengganggu roster kerja teman yang masih dalam satu departemen. Konsekuensinya, melakukan pekerjaan dari rumah (WfH) selama berlaku travel warning. Tentu saja, atas persetujuan bersama dengan kepala departeman yang bersangkutan.

Jika seseorang bekerja dengan roster 5/3 yang mana 5 minggu bekerja di lapangan dan 3 minggu cuti di rumah, maka terlihatlah bahwa yang bersangkutan cukup lama berada di rumah. Apalagi ditambahkan dengan travel warning. Dalam kondisi seperti itu, seringkali mendapatkan pertanyaan dari tetangga atau kenalan, "Kerja apa? Sudah tak kerja?", atau pertanyaan kepo lainnya.

Ah, memang tak perlu bertelinga tipis dengan pertanyaan orang lain sih. Namun sekali lagi, seringkali terusik juga dengan pertanyaan yang sama, oleh orang yang sama pula. Butuh penjelasan beberapa kali baru yang bersangkutan ngeh. 

Jangan sampai dituding pula melakukan pekerjaan yang tak masuk akal: ngepet atau pesugihan. Tak ada di dalam kamus hidup kita, para penyembah Tuhan Yang Maha Esa dan yang terbiasa bekerja secara halal.

Bekerja dari rumah sambil membimbing anak (dok foto: shutterstock via gaya.tempo.co)
Bekerja dari rumah sambil membimbing anak (dok foto: shutterstock via gaya.tempo.co)

Perubahan Pola Kerja Selama Pandemi Covid-19
Work from home, menjadi pilihan banyak kantor ketika Covid-19 mulai melanda dunia. Pemberlakuan kebijakan PPKM oleh pemerintah, ikut mendorong orang untuk bekerja dari rumah.

Tentu saja, ada plus minusnya. Bagi para pemilik usaha, bisa saja langsung menyulap rumah menjadi kantor. Sementara, bagi para pekerja yang bekerja untuk orang lain tentunya harus menerima keputusan dari manajemen: WfH atau diberhentikan.

Bagi yang harus bekerja dari rumah selama pandemi, memang cukup banyak kendalanya. Selain kendala teknis seperti gangguan saat bekerja, meningkatnya biaya operasional di rumah, dan kejenuhan karena hanya di rumah saja, juga dianggap oleh tetangga sebagai seorang pengangguran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun