Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pumanu, Jamur Bulan Liar yang Bisa Dinikmati

13 Januari 2023   09:09 Diperbarui: 13 Januari 2023   14:18 7144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pumanu, jamur bulan yang rajin tumbuh di musim hujan (dok pribadi)

Rejeki memang tidak kemana-mana. Alam telah menyediakannya untuk kita. Pagi ini, seperti biasa saya mencabut rerumputan di sekitar rumah. Kali ini, sasaran pembersihan adalah di areal jemur pakaian. Dan, terlihat satu Pumanu yang sedang mekar. Kutebar pandangan ke sekeliling. Dapat lagi tiga Pumanu yang tumbuh berdekatan. Wah, bisa dilawar nih.

Pumanu adalah salah satu jamur liar yang tumbuh di tanah pada musim hujan. Sebenarnya, apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia secara lurus-lurus, maka Pumanu artinya jamur ayam. Namun, kita mengenalnya sebagai jamur Bulan atau secara ilmiah dinamakan sebagai Gymnopus sp.

Jamur yang tumbuh di alam bebas pada dasarnya terdiri atas dua kelompok, yang dapat dimakan dan tidak dimakan karena beracun. Karenanya, perlu pengetahuan dan pengalaman ketika melihat sekumpulan jamur yang tumbuh segar di tanah atau kayu, baik pada pohon yang masih hidup maupun pada kayu yang telah lapuk.

Pumanu bisa tumbuh dalam jumlah puluhan hingga ratusan dalam satu bidang tanah (dok foto: Mery Nafanu)
Pumanu bisa tumbuh dalam jumlah puluhan hingga ratusan dalam satu bidang tanah (dok foto: Mery Nafanu)

Jamur yang tumbuh di alam bebas, tentunya tidak sama dengan jamur yang dibudidayakan. Sudah pasti, jamur budidaya diikembangkan dengan tujuan dimakan. Dan karena dibutuhkan, maka muncullah usaha-usaha budidaya jamur untuk dijual.

Sementara, aneka jamur yang tumbuh liar di alam bebas tak semuanya dimakan. Beberapa jamur liar yang bida dimakan, baik yang tumbuh pada kayu lapuk maupun pada permukaan tanah adalah jamur kuping, jamur tiram, jamur paku, dan tentunya jamur bulan.

Jamur-jamur tersebut di atas, telah menjadi pengetahuan masyarakat setempat yang diwariskan secara turun-temurun. Aman untuk dikonsumsi, entah ditumis atau pun dilawar begitu saja.

Hati-hati, jangan sampai salah mengambil jamur liar yang beracun. Beberapa kasus, orang menjadi keracunan karena mengambil jamur beracun yang dikira bisa dimakan. Racun pada jamur, sangat berbahaya. Bisa menyebabkan kematian.

Bermunculan di Musim Hujan

Saat ini, di daerah kami, hampir setiap hari dapat menemukan jamur bulan bermunculan di tanah. Namun tidak semua tanah memiliki tempat yang cocok untuk tumbuhnya jamur ini. 

Di rumah kami di Kupang, jamur Bulan ini biasa tumbuh setiap tahun di tanah bagian barat rumah. Persisnya, di dekat jemuran pakaian.

Mengolah pumana untuk ditumis (dok foto: Mery Nafanu
Mengolah pumana untuk ditumis (dok foto: Mery Nafanu

Jamur bulan, munculnya tak pernah sendiri. Seperti berkoloni. Karenanya, ketika menemukan satu saja, maka tebarkan lagi pandangan di sekitar. Akan menemukan lebih banyak lagi. Di tanah terbuka, di sela-sela batu, atau di bawah pohon.

Cara Mengolah Jamur Bulan Versi Kami Orang Kampung

Ada dua cara pengolahan jamur bulan versi kami orang kampung di NTT. Cara pertama, ditumis dan cara kedua, dilawar alias dibuat semacam sambal matah.

Lawar Pumanu ala orang Kampung dapat dibuat dengan bahan-bahan berupa Pumanu bakar (3-5 buah), 1-2 buah belimbing wuluh, 5 cabai rawit, 2-3 isi bawang merah, beberapa lembar daun kemangi, dan garam secukupnya. Bisa ditambahkan MSG bagi yang menginginkannya.

Membersihkan bagian atas pumanu yang berlendir (dok pribadi)
Membersihkan bagian atas pumanu yang berlendir (dok pribadi)

Bagian atas payungnya yang berlendir dibersihkan terlebih dahulu. Batang bawahnya juga dibersihkan dari tanah dengan menggunakan pisau hingga bersih. Lalu dicuci agar tanah dan kotoran yang menempel pada badan Pumanu tercuci semuanya.

Selanjutnya, Pumanu ini dibakar agar terlihat layu. Tak perlu terlalu lama membakarnya. Cukup 2-3 menit. Angkat dan suir-suir menjadi bentuk yang kecil-kecil di dalam wadah. Ayah saya, biasanya hanya mengkonsumsi Pumanu bakar tanpa campuran lain dan tanpa garam.

Buah belimbing wuluh yang telah dicuci, diiris tipis-tipis di dalam wadah berisi Pumanu tadi. Jangan terlalu banyak, biar rasanya tak terlalu asam. Bawang merah pun dikupas dan diiris tipis-tipis, di dalam campuran tadi.

Semua bahan untuk lawar pumanu siap dikerjakan (dok pribadi)
Semua bahan untuk lawar pumanu siap dikerjakan (dok pribadi)

Cabai bisa diiris-iris, atau diulik lalu dicampurkan bersama dengan daun kemangi dan garam secukupnya. Semuah bahan yang ada di dalam wadah tadi, diaduk-aduk agar tercampur secara merata. Jadilah lawar kita.

Pumanu yang rasanya enak dan kenyal-kenyal, ditambah dengan rasa belimbing wuluh yang agak asam. Ada lagi sensasi pedes karena efek cabai, lalu aroma bawang mentah dan daun kemangi.

Beres, sudah dapat dihidangkan. Siap dimakan bersama dengan makanan utama yang kita siapkan: jagung, nasi, singkong dan beberapa potong ikan goreng atau daging sei.

Inilah lawar pumanu buatan sendiri bercampur cabai, bawang merah, belimbing dan daun kemangi ala kami orang kampung (dok pribadi)
Inilah lawar pumanu buatan sendiri bercampur cabai, bawang merah, belimbing dan daun kemangi ala kami orang kampung (dok pribadi)

Selamat mencoba resep kami, petani kampung. Semoga bisa menikmatinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun