Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pentingnya Perempuan Berpolitik di Indonesia

14 September 2022   05:04 Diperbarui: 19 September 2022   10:41 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu caleg perempuan yang bakal bersaing untuk mendapatkan kursi DPRD Provinsi NTT tahun 2024. Dok Filipa Martins Amaral, SE.

Untuk apa perempuan berpolitik? Bukankah perempuan seharusnya berkutat dengan urusan domestik dalam kehidupan berkeluarga? Mengasuh anak, memasak, mencuci, dan mengerjakan pekerjaan di rumah saja.

Pertanyaan di atas, lebih kurang sama dengan pernyataan bahwa perempuan tak perlu bersekolah tinggi-tinggi. Toh, nantinya menikah, memiliki anak, dan menghabiskan waktunya untuk mengurus keluarga.

Pertanyaan pada paragraf pertama dan pernyataan pada paragraf kedua di atas, pada dasarnya terlontar dalam kehidupan keseharian, utamanya dalam kehidupan masyarakat dengan sistem patriarki. 

Ya, cara pandang yang mengutamakan kaum pria daripada perempuan dalam kehidupan bermasyarakat atau kelompok sosial masyarakat.

Salah satu caleg perempuan yang bakal bersaing untuk mendapatkan kursi DPRD Provinsi NTT tahun 2024. Dok Filipa Martins Amaral, SE.
Salah satu caleg perempuan yang bakal bersaing untuk mendapatkan kursi DPRD Provinsi NTT tahun 2024. Dok Filipa Martins Amaral, SE.

Persepsi yang menomorduakan perempuan, juga terjadi dalam kehidupan berpolitik. Perempuan, masih dianggap tidak bisa memimpin, apalagi memimpin kaum pria. Kepala desa, bupati, dan gubernur di Indonesia dapat dihitung dengan jari.

Demikian juga partisipasi perempuan dan keterwakilan mereka dalam parlemen, juga masih sangat rendah. Menurut Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), partisipasi perempuan Indonesia masih di bawah 30%.

Bahkan data dari World Bank tahun 2019 menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat ke-7 untuk negara-negara di Asia Tenggara dalam hal keterwakilan perempuan di legislatif.

Perbandingan keterwakilan pria dan perempuan di DPR. Dok tirto.id
Perbandingan keterwakilan pria dan perempuan di DPR. Dok tirto.id

Sementara data Inter-Parliamentary Union (IPU) tahun 2022 yang dirilis dalam voaindonesia.com malah menunjukkan, Indonesia berada pada peringkat ke-105 dari 193 negara untuk tingkat proporsi keterwakilan perempuan di parlemen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun