Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melamar Nona Tuadale dengan 7 Dulang dan 17 Amplop

3 Juli 2022   06:06 Diperbarui: 4 Juli 2022   08:02 3641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan pengantian pria dalam balutan pakaian adat Biboki, dalam perjalanan menuju rumah pengantin perempuan di Tuadale. Dok pribadi

Tuadale, adalah salah satu nama kampung di Kupang. Tepatnya, di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Berdekatan dengan pantai Tablolong, berjarak lebih kurang 25 km dari pusat kota Kupang.

Nona yang kami lamar (29 Juni 2022), berasal dari fam Leo (ayah) dan Sepe (Ibu) yang mana keluarga besarnya berasal dari Rote, bercampur dengan suku Helong.

Sementara pengantin pria berasal dari suku Biboki, Kabupaten Timor Tengah Utara. Dari ayah bermarga Nafanu dan ibu bermarga Humoen. Jadilah, acara ini kental dengan adat Rote-Helong dan Biboki-Timor.

Proses peminangan melibatkan dua juru bicara, dari pihak pengantin pria dan pengantin perempuan. Rentetan negosiasi, dilakukan sebelum malam adat agar proses pernikahan di hari H tidak berlarut-larut, bahkan deadlock karena ada hal-hal yang tidak dapat disepakati kedua belah pihak.

Tulisan ini, hanya mewakili pernikahan adat yang saya ikuti di Tuadale. Barangkali di tempat lain, pada pernikahan sepasang kekasih dari suku yang sama, dengan model lain harap maklum. Sebab zaman sekarang, adat sudah dimodifikasi dan mengalami percampuran.

Uniknya, pernikahan adat ini dipimpin oleh Kepala Desa dan Kepala Dusun setempat. Meskipun to'o (paman) dari pengantin perempuan memiliki peran besar untuk mengatur jalannya proses pernikahan adat ini.

Hantaran Dibawa Dalam 7 Dulang

Pihak pengantin perempuan menentukan, hantaran lamaran pihak pengantin pria harus diisi dalam tujuh dulang.

Ibu-ibu dari mempelai pria beriringan sambil menarikan tarian likurai. Dok pribadi
Ibu-ibu dari mempelai pria beriringan sambil menarikan tarian likurai. Dok pribadi

Ketika berada di pintu gerbang, juru bicara pengantin pria akan memberikan salam dan mengutarakan maksud kedatangan rombongan. Setelah itu, juru bicara menanyakan apakah tuan rumah berkenan menerima romobongan mempelai pria atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun