Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Memori Metromini Jakarta

27 Juni 2022   02:00 Diperbarui: 28 Juni 2022   05:51 1977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metro Mini 69 jurusan Blok M-Ciledug di Terminal Blok M.(KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR)

Jakarta, adalah magnet. Daya tariknya begitu kuat, sehingga menyedot perhatian para penghuni negeri +62 ini. 

Tua-muda, laki-wanita, kaya-miskin. Tidak semua warga negara Indonesia, memiliki kesempatan untuk mendatangi ibu kota negara RI ini. 

Namun beberapa ciri khas yang telah melekat pada Jakarta, juga dapat diingat dengan baik oleh mereka yang hanya menyaksikan kota metropolitan ini melalui media.

Monas, Istana negara, Taman Mini, Tugu Pancoran, Senayan dan ikon lain sangatlah familiar, sebab sering muncul dalam berita-berita di televisi dan surat kabar, waktu itu.

Perihal transportasi publik, paling dominan adalah kereta api rel listrik (KRL) dan bus. Salah satu bus  yang pernah merajai jalan-jalan raya di Jakarta, adalah bus berwarna biru oranye. Namanya Metromini. Di antara warna oranye dan biru, ada list putihnya.

57 tahun lamanya,  Metromini menguasai jalan-jalan di Jakarta dengan ribuan armadanya. Diperkenalkan pada tahun 1962 oleh Gubernur Soemarmo untuk mengangkut atlet-atlet peserta Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang (GANEFO) di Jakarta. Armada ini hadir di Jakarta atas instrukis Presiden Soekarno.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu dan munculnya moda transportasi lain yang lebih nyaman dan layak, maka Metromini pun semakin terdesak. Apalagi manajemennya semakin amburadul. Akhirnya, Metromini benar-benar berhenti beroperasi pada  tahun 2019. Dengan demikian, Metromini hadir di Jakarta selama 57 tahun, 1962-2019.

Metromini: Benci tapi Rindu

Bagi warga Jakarta yang biasa bepergian dengan kendaraan umum, mungkin sering menggunakan bus oranye-biru ini. Saya pun demikian. Lebih kurang 14 tahun (1993-2007), selalu menggunakan kendaraan umum, termasuk si Metromini ini.

Salah satu rute yang masih saya ingat, dari Bogor naik KRL, turun di Pasar Minggu. Lalu ke Tanah Abang menggunakan Metromini. Pulangnya pun demikian.

Banyak sekali hal-hal yang begitu menjengkelkan ketika menumpang Metromini ini. Namun, kejengkelan tersebut hanya sesaat. Besoknya, gunakan lagi. Ya, benci tapi rindu.

Rongsokan metromini ibarat habis manis sepah dibuang. Dok Ajeng Ulfiana/Katadata
Rongsokan metromini ibarat habis manis sepah dibuang. Dok Ajeng Ulfiana/Katadata

Berikut ini, hal-hal yang membuat saya membenci Metromini saat itu:

Supirnya ugal-ugalan, keneknya bawel

Nyalib sana, nyosor sini. Asal ada peluang, melaju dengan kencang. Sambil sesekali si abang sopir menyeka keringatnya dengan handuk kecil yang dililitkan pada leher. Sementara, keneknya berteriak sepanjang jalan, menyebutkan rute-rute yang dilalui Metromini. 

Tak puas dengan teriakannya, si kenek pun berpaling ke dalam bus. "Geser-geser, dalam-dalam, tengah kosong", tak bosan-bosannya kenek menyuruh penumpang.

Lalu, penumpang yang patuh akan bergerak mengikuti perintah yang mirip omelan itu. Sementara penumpang lain, pura-pura tak mendengarnya. Ogah bergerak.

Jago ngetem dan suka memindahkan penumpang

Metromini, terkenal pula sebagai bus yang rajin ngetem. Jangan berharap, segera berangkat setelah Anda naik. Setiap penumpang yang ingin naik, pasti dinaikkan, sekalipun sudah berjubel. 

Naasnya lagi, jika sudah tinggal sedikit penumpang maka kenek akan memindahkan penumpang ke angkutan di belakangnya. 

"A pindah, pindah, pindah". Dan tanpa menunggu lagi, seluruh penumpang akan bergegas turun. Takut ketinggalan, dan harus bayar lagi jika menumpang selain pada bus yang mau menerima penumpang transferan itu.

Salah satu bus yang melegenda waktu itu, Metromini 640 sedang melintas di jalan Sudirman. Dok en.wikipedia.org
Salah satu bus yang melegenda waktu itu, Metromini 640 sedang melintas di jalan Sudirman. Dok en.wikipedia.org

Kalau tidak, kenek akan berteriak, "habis...habis...habis..."lalu semua penumpang tersisa pun turun untuk mencari angkutan lain. Ah, Metrominiku. I hate you but I love you!!!

Ada pengamen tukang paksa

Terdapat banyak pengamen dengan ciri khas masing-masing. Ada pengamen tunggal, duet, hingga grup kecil. Umur pun bervariasi, mulai dari anak-anak, remaja,dan dewasa. Pria, wanita, juga waria. 

Alat musik pun bervariasi. Gitar plus harmonika, okulele. Anak-anak sering menggunakan tutup baterai yang dipaku pada kayu, lalu dibunyikan dengan cara digoyang seperti alat tamborin. 

Beberapa penyanyi membawakan lagu-lagu kenangan atau hits dengan baik sehingga seringkali mengundang penumpang untuk ikut bernyanyi. 

Penyanyi model ini, biasanya panen simpati penumpang. Apalagi berperilaku sopan. Hampir semua penumpang akan rela berbagi rezeki dengan pengamen tipe ini.

Ada lagi tipe pengamen lain. Mengawali aksinya dengan pidato yang intinya butuh partisipasi para penumpang untuk memberi sedikit uang buat makan. Sebab ia baru saja keluar dari penjara. Daripada mencuri dan masuk penjara lagi, lebih baik ia mengamen. 

"Seratus, lima ratus, atau seribu rupiah, tidak akan membuat Anda miskin". Lalu mulai bernyanyi sesuka hati sambil mengulurkan topinya kepada setiap penumpang. Model ini yang sering membuat penumpang dongkol setengah mati.

Pengamen dengan berbagai tingkah di Metromini. Salah satu pekerjaan informal yang ditekuni warga Jakarta. Dok today.line.me
Pengamen dengan berbagai tingkah di Metromini. Salah satu pekerjaan informal yang ditekuni warga Jakarta. Dok today.line.me

Gepeng dan pemalak naik turun

Pengunjung metromini lain yang naik turun seilih berganti, adalah para gepeng dan pemalak. Kelompok gepeng biasanya tidak menyanyi atau berpuisi. Tetapi langsung meminta-minta uang dengan menyorongkan bungkusan permen lusuh kepada penumpang yang bermurah hati. 

Ada juga pemalak yang biasa memaksa agar setiap penumpang memberi mereka uang. Seringkali mereka bertiga. Satu orang di pintu belakang, satu di pintu depan dan satunya lagi menjalankan aksinya meminta sumbangan dengan nada memaksa.

Komplotan pencopet meraja lela

Jangan lupa. komplotan copet ada di mana-mana, di dalam bus. Tak luput pula, di dalam Metromini. Mereka biasa memepet calon korban yang kurang hati-hati. Salah satu temannya mendorong, lalu yang lain mencopet incarannya. Dompet atau HP. 

Saya, satu kali kena copet. Yang dicopet adalah Hp Nokia 5110. Kejadinnya di tahun 2001 di Metromini. 

Saat itu, salah seorang memepet saya di pintu turun dalam dalam sekejap salah seorang temannya merogoh kantong samping celana dan kami semua turun. Ah, setelah turun ternyata HP-ku sudah raib.

Hp Nokia 5110 ku yang pernah dicopet di dalam Metromini. Foto HP diambil dari Shopee
Hp Nokia 5110 ku yang pernah dicopet di dalam Metromini. Foto HP diambil dari Shopee

Bayar cepek, sesuatu yang ngangenin

Satu hal yang membuat saya rindu pada Metromini, adalah cukup bayar cepek sambil berkata, "mahasiswa". Setelah tidak mahasiswa lagi, saya masih sering bayar cepek sambil berkata, "depan". Artinya ya sudah mau turun. Padahal masih jauh. Sering kali kena omel kondektur, tapi rata-rata penumpangnya pada cuek.

Kini, Metromini telah dimuseumkan alias dihentikan operasionalnya di Jakarta. Sebagai pengguna jasa Metromini, saya berharap bahwa Metromini benar-benar masuk dalam museum Jakarta sebagai bagian dari sejarah Kota Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun