Pernahkah kamu memotret momen, namun dirasa kurang pas? Setiap dari fotografer pasti pernah mengalami hal tersebut. Rasa-rasanya gambar yang dijepret terasa "flat" atau datar begitu saja. Padahal kamu ingin foto yang kamu hasilkan penuh dengan kejutan, namun bagaimana caranya?
Semua foto dapat dikatakan baik, sesuai dengan selera dan preferensi masing-masing. Namun tidak semua foto terasa begitu hidup. Foto yang hidup, tidak hanya sekedar asal "jepret" namun foto yang memiliki arti tersendiri dibalik terciptanya suatu gambar. Selain enak dipandang, foto yang hidup mampu menyentuh rasa, menyampaikan pesan, dan menggugah ingatan, bahkan tanpa satu kata pun. Dalam hal inilah seni fotografi menjadi nyata, yaitu kekuatan narasi dalam fotografi berbicara. Hal ini juga yang menjadi nilai jual dari fotografer dalam setiap karya mereka. Fotografi bukan hanya tentang masalah teknis, bukan soal kamera mahal, lensa canggih, atau komposisi sempurna. Bukan berarti semua hal itu tidak penting, namun jika kamu terjun ke dunia fotografi, hal yang paling pertama ialah cerita dari momen.
Fotografi adalah tentang bagaimana kamu menangkap momen, dan mengubahnya menjadi cerita yang bisa dirasakan siapa saja yang melihatnya. Satu ekspresi, satu sorotan cahaya, satu latar yang seolah diam, semuanya bisa membisikkan ribuan kata yang tak terucap. Narasi dalam foto adalah jiwa dari gambar itu sendiri. Ia menjembatani audiens dengan emosi, suasana, dan bahkan luka yang tak tampak. Ia mengajak kita masuk ke dalam dunia si fotografer, menyaksikan, merasakan, bahkan ikut larut.
Seperti pada gambar kegiatan pasar, kita tidak hanya melihat aktivitas jual beli barang dagangan. Namun, dari foto tersebut kamu melihat sesuatu yang lebih dalam dari itu. Kamu bisa melihat bagaimana pedagang berjalan berseberangan dengan pembeli.
Apa iya harus menggunakan kamera? Tentu saja tidak, gambar framing kapal tongkang dalam rangka Jembatan Mahakam yang ada di tepian kota Samarinda, Kalimantan Timur. Foto ini dijepret dengan handphone saja loh.. Tidak hanya memperlihatkan kapal tongkang, kerangka jembatan dan pemandangan kota Samarinda. Kamu bisa merangkai cerita indah dari gambar ini, yaitu bagaimana irama besi jembatan yang berjajar dapat membingkai kapal.
Saat sore hari aku menyusuri taman Bekapai kota Balikpapan, aku melihat seorang pelari yang berebah di pedestrian. Tanpa membuang waktu aku pun mengabadikannya. Pelari ini terlihat lelah dalam menghadapi dunia, dan beristirahat bersandar pada pembatas taman. Lihatlah bagaimana tangannya terangkat ke atas. Andai kata jika aku hanya menyaksikannya tanpa mengabadikannya, mungkin momen inilah yang aku lewatkan.Â
Kembali ke pasar, kita bisa melihat bagaimana cahaya menyorot pintu merah membingkai orang yang menghadap ke-arah pemotor lewat. Untuk menciptakan foto ini, aku pun perlu bersabar mengambil beberapa jepretan untuk menghasilkan kondisi, yaitu motor lewat pas di depan pintu tersebut.
Kita juga bisa melihat kapal dan perahu berjejer dari yang terbesar hingga terkecil dalam satu gambar, kamu bisa melihat sosok manusia kecil dengan perahunya di sebelah kanan bawah, dan kamu bisa membandingkan ukurannya dengan ukuran kapal, juga dengan berbagai jenis kapal yang berbeda. Kita dapat mengatakan bahwa sudut pandang turut mempengaruhi bagaimana gambar terbaik bisa diciptakan.
Fotografi tidak hanya seberapa banyak kamu dapat mengambil gambar, tapi seberapa ekspresif kamu dalam melihat dunia. Fotografi memberikanmu ruang untuk dapat menciptakan dunia dengan sudut pandangmu melalui hasil fotomu. Â Lalu, bagaimana caranya supaya fotomu bisa lebih "hidup"?
Beberapa tips berikut tentu bisa membantu kamu!
Melihat dari Sudut Pandang yang Berbeda
Jangan terburu-buru untuk segera "jepret"! Memang benar, momen itu sifatnya kejar-kejaran, seperti ketika kamu ingin memotret pesawat yang akan lepas landas. Namun pada kondisi seperti aktivitas pasar, kamu justru perlu menurunkan intensitas kecepatan dan perasaan tergesa-gesa untuk mengambil gambar. Amati dan lihatlah terlenbih dahulu sekelilingmu, kamu akan selalu menemukan momen menarik, bahkan dari aktivitas sederhana seperti jual-beli. Setelah kamu amati, belajar untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang mempengaruhi bagaimana kamu ingin menceritakan kisah dari momen tersebut.
Jangan Hanya Amati, namun Rasakan!
Lihat dengan mata, rasakan dengan hati. Hasil foto yang diambil dengan perasaan gembira dan sedih pasti akan berbeda. Bagaimana tidak? Kita analogikan dengan warna dalam foto. Jika foto tersebut lebih dominan berwarna kuning seperti sore hari, kamu akan merasakan hangat dan jika berlebihan kamu akan merasakan terik yang menyengat. Namun kondisi tersebut cocok jika kamu bertujuan untuk mengambil gambar dengan tema yang menyentuh hati. Mengambil foto dengan dominan warna biru atau warna dingin, akan terkesan 'angkuh' namun di kondisi tertentu warna dingin dapat memberi isyarat kepercayaan dan loyalitas.
Manfaatkan Komposisi Fotografi
Mainkan komposisi fotografi seperti leading line, rule of thirds, golden ratio, framing. Komposisi mempengaruhi bagaimana sudut pandang berbicara. Aktivitas ramainya jalan raya, dan motor yang berjalan bisa jadi istimewa jika kamu menggunakan penjajaran, yaitu fotografer berada di dekat tikungan, berada di belakang jalan, menanti motor demi motor berjalan seperti rangkaian kepala kereta dengan gerbongnya. Â
Manfaatkan Pencahayaan Sekitar
Fotografi sendiri berarti melukis dengan cahaya. Yap! cahaya adalah unsur utama hadirnya gambar yang menarik. Walaupun tidak semua titik terasa terang, namun disitulah seni untuk memanfaatkan cahaya dan bayangan yang dihasilkan. Cahaya mampu menjadikan foto yang dihasilkan begitu dramatis dan indah.
Jangan Pernah Berhenti Belajar dan Mencoba!
Semua foto itu bagus, tidak ada foto yang jelek/buruk. Semua foto asal itu usahamu patut diperjuangkan, karena sudut pandangmu akan terus berkembang sesuai dengan perjalanan hidupmu yang terus berkembang. Terus mencoba dan menggali, melihat dengan sudut pandang yang baru. Seni terbaik dari fotografi ialah ketika kamu mampu bercerita dengan gambar tanpa kata.Â
Ingin melihat karya lainnya dari penulis? Instagram @grayhansenlin akan membantu!
Jadi, tunggu apa lagi? Cetak pengalamanmu sejak dini!
Gray Hansen L.
- Penulis
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI