Mohon tunggu...
Arita Nugraheni
Arita Nugraheni Mohon Tunggu... -

Journalist//Die for par excellence of Marxist

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Streples dan Maknanya Setelah Anak Kuliah Putus Cinta

15 Desember 2016   16:41 Diperbarui: 16 Desember 2016   20:44 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Anak kos yang sering mbungkus makan pasti akrab dengan karet gelang dan streples. Dari segi fungsi, keduanya sama-sama menjaga ramesan dalam kertas minyak tidak terburai kemana-kemana. Sementara dari segi efektivitas bersembunyi, streples lebih berpeluang untuk menyelinap dalam suapan. Kadang berakhir di lambung, kadang pula nyantel di langit-langit tenggorokan.

Syahdan sebiji streples jatuh dari inangnya pagi ini. Setelah saya robek bungkusan nasi goreng dengan tabiat seperti biasa, alih-alih nyangkut di kertas minyak, streples lengser ke makanan saya. Tanpa sempat menyaru di sela-sela nasi, ia bergeming di tengah pandangan. Ia tak berakhir di mana-mana kecuali di ingatan.

Di kenangan.

Di rentetan kebiasaan yang Dia lakukan setiap kami hendak makan.

Rasanya nelangsa sekali. Masih lekat diingatan, proletar macam kami kerap membungkus makanan dibanding dine in. Nasi rames, nasi padang, cap cay, nasi goreng, roti bakar, atau apapun makanan yang bisa dibawa pulang. Kadang kami habiskan sambil menonton film, kadang sambil membaca, atau kadang sambil diam-diam saja. Ritual makan yang sebenarnya biasa saja kecuali kebiasaannya menyingkirkan streples.

Kebiasaan yang membuat barbarisme manapun akan luluh.

Caranya membuka streples, membuangnya ke asbak, membuka bungkusan dengan pelan, lalu menyuruh saya bersila dengan benar. Lentik tangannya dan kukunya yang panjang tak pernah di potong, menelanjangi kotak mika dari jeratan-jeratan streples.

Ekspresi-ekspresinya hadir pagi ini. Satu demi satu makanan yang pernah kami makan terasa di setiap suapan nasi goreng. Ada rasa berlemak tengkleng di suapan ketiga, ada rasa pecel lele yang bau kemangi disuapan kelima, ada rasa panas di dada.

Makan bersama bukan perayaan yang jarang bagi kami. Setiap hari selama dua tahun, tidak mungkin kurang dari 500 kali kami makan bersama. Bertatap melalui meja yang sama. Dibatasi makanan-makanan yang Ia sukai, saya sukai.

Pagi ini semuanya...ekspresi-ekspresi itu, rasa-rasa makanan itu, kehangatan dan kehambaran hubungan kami... tumpah di atas nasi goreng seperti muntahan bayi yang minum susu formula kadaluarsa.

 Huff, seandainya saya bisa mendesah  seperti  desahannya setelah kenyang makan sate.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun