Mohon tunggu...
Gloria Pitaloka
Gloria Pitaloka Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga dan Penulis

Perempuan yang mencintai bumi seperti anak-anaknya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Subliminal Message: Agenda Tersembunyi untuk Memengaruhi Pikiran

22 Juni 2023   13:14 Diperbarui: 22 Juni 2023   13:26 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa lahir sebagai alat komunikasi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menyampaikan pesan dari pikirannya kepada orang lain. Dengan bahasa, manusia dapat berinteraksi secara sosial baik secara langsung maupun melalui media, baik dalam komunikasi antarpribadi maupun kelompok.

Meskipun pikiran manusia sebenarnya tidak mengenal bahasa secara langsung, pikiran manusia mengenali bahasa ide. Bahasa merupakan simbol bunyi atau gelombang suara, sedangkan tulisan adalah simbol-simbol yang digunakan untuk memudahkan komunikasi dan menyampaikan ide.

Konsep makan dalam pikiran manusia sebenarnya sama, meskipun istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris disebut "eat," dalam bahasa Indonesia disebut "makan," dalam bahasa Sunda disebut "tuang," dan mungkin berbeda dalam bahasa lainnya. Namun, konsep ide tentang makanan tetap sama dalam otak manusia.

Bahasa dan simbol tulisan juga dapat digunakan untuk menyamarkan maksud tersembunyi atau menutupi sesuatu. Bahkan, dapat mengganggu fungsi rasionalitas dan pikiran yang sehat, termasuk dalam bentuk dogma tertentu. Fenomena ini dikenal sebagai pesan subliminal. Subliminal itu sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya: bawah sadar.

Pesan subliminal atau pesan bawah sadar, dapat membalikkan cara berpikir, contohnya dengan penggunaan frasa "pulang pergi," yang secara logika sulit dipahami mengapa seseorang harus pulang terlebih dahulu sebelum pergi. Demikian pula, frasa "terima kasih" seharusnya menjadi "kasih terima," karena kita menerima setelah memberi. Hal ini juga dapat ditemui dalam frasa lain seperti "turun naik" atau "mundur maju."

Pesan subliminal juga dapat menurunkan atau menghilangkan kewaspadaan dengan menggunakan kata-kata yang memiliki konotasi baik atau buruk. Sebagai contoh, kata "obat" memiliki konotasi baik dalam pikiran manusia sebagai sesuatu yang bisa memperbaiki kerusakan,

sementara kata "racun" memiliki konotasi buruk sebagai sesuatu yang bisa merusak, membunuh, atau membahayakan. Produsen racun sering menggunakan kata "obat" untuk menutupi bahayanya agar masyarakat mau membeli dan menggunakannya. Hal serupa dapat ditemui dalam istilah "obat hama" atau "racun hama," "obat rumput" atau "racun rumput," "obat nyamuk" atau "racun nyamuk," dan sebagainya.

Selain itu, pesan subliminal juga dapat menyisipkan pesan tersembunyi yang memengaruhi pikiran seseorang tanpa disadarinya. Metode ini sangat halus dan biasanya menggunakan narasi yang tersusun secara cermat untuk memasukkan pesan secara perlahan namun kuat ke dalam pikiran. Dalam hal ini, diperlukan pemikiran kritis dan pikiran terbuka agar dapat memahaminya.

Pesan subliminal juga digunakan dalam iklan untuk membangun persepsi tertentu. Sebagai contoh, penggunaan produk tertentu dapat dikaitkan dengan persepsi menjadi laki-laki jantan atau wanita cantik. Persepsi ini dibangun secara seragam, dengan definisi tertentu tentang kejantanan atau kecantikan.

Namun, pesan subliminal juga dapat digunakan dengan cara yang lebih negatif. Misalnya, dalam kelompok radikal, seseorang dapat didogmatisasi dan diprogram menjadi teroris melalui penanaman persepsi tertentu secara perlahan. Meskipun mereka mungkin percaya bahwa tindakan mereka adalah jalan Tuhan, sebenarnya mereka hanya membuat kerusakan. Agar tindakan mereka terlihat baik, mereka mungkin menggunakan agama sebagai bungkusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun