Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Masih Ada Pertempuran Setelah Kemerdekaan? Ini Alasannya Indonesia Masih Berjuang!

2 September 2022   09:20 Diperbarui: 2 September 2022   09:27 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo on hobbymiliter.com

Indonesia resmi merdeka setelah diproklamasikan oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945. Lalu, kenapa masih ada pertempuran setelah kemerdekaan? Sayangnya, kisah perjuangan kita untuk kemerdekaan tidak berakhir di sini. 

Belanda yang konon menguasai wilayah Indonesia sejak abad ke-16 tidak mau mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia saat itu. Belanda tampaknya tidak siap untuk membiarkan koloni itu hilang begitu saja. 

Alih-alih melepaskan Indonesia, Belanda justru mengirim 120.000 tentara ke negara Indonesia untuk melancarkan invasi militer. Akhirnya perang pecah lagi. Perlawanan terhadap penjajah terus berlanjut bahkan setelah proklamasi kemerdekaan. 

Hal ini menunjukan bahwa bangsa Indonesia memiliki perjalanan sejarah kemerdekaan yang tidak mudah. Bahkan setelah menyatakan kemerdekaanya, masih banyak pihak yang masih menginginkan Indonesia. Itulah sebabnya kenapa masih ada pertempuran setelah kemerdekaan.

Ini Alasan Kenapa Masih Ada Pertempuran Setelah Kemerdekaan

Alasan masih ada perlawanan terhadap penjajah setelah proklamasi karena saat itu, masih banyak pihak yang tidak menerima kemerdekaan Indonesia, termasuk Belanda dan sekutunya. Setelah Perang Dunia II, Jepang mengakui kekalahan kepada Sekutu. 

Dengan demikian, Sekutu mulai memperoleh wilayah Jepang. Belanda bersekutu dengan Sekutu dan berusaha merebut kembali Indonesia. Ini dimulai pada tanggal 29 September 1945 ketika AFNEI (Angkatan Sekutu Hindia Belanda) di bawah Letnan Jenderal Philip Christine mulai mendarat di Tanjung Priok. 

Pihak Sekutu didampingi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang dipimpin oleh Van der Plath, mewakili Van Mook. Tujuan kedatangan AFNEI di Indonesia adalah untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, untuk melucuti senjata dan memulangkan pasukan Jepang. 

Ini untuk membebaskan pasukan Sekutu yang ditawan oleh pasukan Jepang Hal terpentingnya adalah untuk merebut kembali kendali atas Indonesia. Awalnya, kedatangan Sekutu disambut baik oleh pihak Indonesia. 

Namun, setelah diketahui bahwa NICA yang secara terang-terangan menginginkan Hindia Belanda dipulihkan dengan ditemani Sekutu, maka sikap Indonesia menjadi dipertanyakan dan mulai melawan mereka. 

Peperangan terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Itulah alasan kenapa masih ada pertempuran setelah kemerdekaan Indonesia. 

Pertempuran Pasca Kemerdekaan

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia telah dilakukan oleh rakyat dan para pemimpinnya melalui peperangan dan perundingan. Pertempuran setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi di berbagai wilayah Indonesia sebagai berikut:

  1. Pertempuran Lima Hari di Semarang (15--19 Oktober 1945)

  2. Pertempuran 10 November di Surabaya

  3. Pertempuran Ambarawa (26 Oktober-15 Desember 1945)

  4. Bandung Lautan Api (24 Maret 1946) 

  5. Puputan Margarana (20 November 1946) 

  6. Pertempuran Medan Area (10 Desember 1945-10 Desember 1946) 

  7. Serangan Umum 1 Maret 1949


Perundingan Untuk Menjaga Kedaulatan Kemerdekaan Indonesia

Para pemimpin Indonesia juga melakukan perjuangan untuk diplomasi dan negosiasi. Di bawah ini adalah beberapa negosiasi yang terjadi setelah Indonesia merdeka:

  1. Perundingan Linggarjati 

  2. Perundingan Renville 

  3. Konferensi Meja Bundar

Lalu, kapan kemerdekaan Indonesia benar-benar diakui? Belanda akhirnya mau mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949. Dilaporkan bahwa lebih dari 300.000 orang Indonesia dan 6.000 di pihak Belanda tewas dalam perang. 

Ada dua invasi militer Belanda, yang dikenal sebagai Invasi Militer I dan Invasi Militer II. Tujuannya jelas yani untuk mengembalikan Indonesia jajahan Belanda. Belanda menolak menyebut konflik itu sebagai "perang kolonial". Mereka tidak mau mengakui bahwa konflik saat ini melibatkan dua negara. 

Sebaliknya, Belanda menyebut pengerahan pasukan ke Indonesia sebagai "aksi polisi". Alih-alih menggambarkan situasi ini sebagai konflik antara dua negara, Belanda justru melihat ini sebagai masalah internal Belanda. 

Pertarungan itu tidak hanya melibatkan senjata dan bambu runcing, tetapi juga perang di atas meja perundingan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan kedaulatan dari Belanda. Perjanjian Linggarjati, Renville dan diakhiri dengan Roem van Roijen, perundingan akhirnya mencapai puncaknya dengan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.

Berita itu diterima dengan senang hati. Surat kabar Australia The Canberra Times juga menggambarkan suasana di Indonesia dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 28 Desember 1949, "Indonesia membuka babak baru sebagai negara berdaulat". 

Pita Putih dimainkan dari Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan hingga Timor. Belanda akhirnya menutup lembaran terakhir dalam kisah lebih dari 300 tahun penjajahan nusantara. Telah terjadi tiga kali penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia. 

Yang pertama terjadi di Amsterdam, lebih tepatnya di Paleis op des Dames. Wakil Presiden dan Perdana Menteri Mohammad Hatta memimpin delegasi Indonesia ke Pertemuan Meja Bundar (KMB). 

Nah itulah alasan kenapa masih ada pertempuran setelah kemerdekaan sampai akhirnya Indonesia benar-benar diakui kedaulatannya sebagai negara merdeka. Hal ini menunjukan bahwa negara Indonesia telah menempuh sejarah panjang dalam mencapai kemerdekaannya. 

Penulis: Lala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun