Mohon tunggu...
Grace KeziaFebriana
Grace KeziaFebriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student Majoring in Communication Science at Atma Jaya University Yogyakarta

Nugas terus, refreshing kapan?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Simak Perkembangan Jurnalisme di Indonesia dari Masa ke Masa

4 Oktober 2021   11:23 Diperbarui: 4 Oktober 2021   11:24 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa kependudukan Jepang ini, surat kabar di Indonesia dipaksa untuk bergabung menjadi satu dan isinya sudah disesuaikan dengan tujuan serta rencana dari Jepang dalam Perang Asia Timur Raya atau yang biasa disebut Dai Toa Senso.

Hal tersebut tentunya membawa perubahan yang sangat besar bagi surat kabar di Indonesia. Selain itu, pada masa ini kebebasan pers juga terbatas dan dituntut untuk mengikuti kepentingan dari pemerintah Jepang.

Dimana surat kabar yang diterbitkan menjadi sebuah surat kabar yang memiliki tujuan pro terhadap pemerintahan Jepang semata.

Salah satu contoh surat kabar dalam masa kependudukan jepang adalah Tjahaja yang sudah diterbitkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Surat kabar ini berisikan tentang segala kondisi yang ada di Jepang.

Sumber: dokumendjadoel.blogspot.com
Sumber: dokumendjadoel.blogspot.com
Oto Iskandar di Nata, Mohamad Kurdi, serta R. Bratanata merupakan para pemimpin dari  surat kabar ini.

Era Orde Lama 

(Pemerintahan Presiden Ir. Soekarno - Pasca Kemerdekaan)


Pada masa ini, surat kabar yang diterbitkan digunakan sebagai sarana untuk memupukkan semangat juang bagi masyarakat Indonesia. Hal ini yang kemudian menjadikan surat kabar memiliki peranan yang sangat penting.

Dimana surat kabar juga digunakan menjadi sarana untuk memperkuat masyarakat Indonesia dan sebagai perlindungan agar masyarakat Indonesia tidak mudah terhasut oleh Belanda melalui media massanya.

Namun pada masa orde lama ini, surat kabar banyak mengalami pemberedelan karena dianggap melawan pemerintah. Selain itu, tak sedikit pula wartawan yang mengalami penangkapan. Hal ini terjadi karena mereka dianggap mengancam kedudukan pemerintah.

Kemudian tanggal 1 Oktober 1958 dianggap sebagai matinya kebebasan pers di Indonesia. Lebih lagi, pada tanggal 5 Juli 1959 presiden Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang semakin mempersempit kebebasan serta ruang gerak pers di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun