Keberadaan internet sebagai salah satu bagian dari munculnya New Media memang membawa banyak perubahan di masyarakat. Akses masyarakat terhadap informasi menjadi lebih terbuka, dengan berbagai pilihan sumber informasi yang bisa dipilih sesuai kebutuhan audiens.Â
Aktivitas jurnalisme juga lebih dimudahkan, terutama dengan adanya jurnalisme online dan jurnalisme multimedia. Bersifat multimedia, kini satu produk jurnalistik bisa dinikmati dengan dua atau lebih jenis media sekaligus, seperti gambar, video, dan teks dalam satu klik.
Sebelum mengulik lebih jauh soal perbedaan antara jurnalisme online dan jurnalisme multimedia, lebih baik jika kita mengenal sedikit soal jurnalisme online dan jurnalisme multimedia.
JURNALISME ONLINEÂ
Jurnalisme online ialah aktivitas jurnalistik yang dilakukan secara online dengan berbasis jaringan internet.
Jurnalisme online yang biasa disebut juga dengan jurnalisme siber, e-journalism, atau jurnalisme internet dapat diartikan sebagai jurnalisme yang diproduksi secara eksklusif untuk dihadirkan atau didistribusikan melalui World Wide Web sebagai elemen grafis internet (Widodo, 2019 : 21).
Terdapat dua lingkup dalam jurnalisme online.
Lingkup pertama yang lebih berfokus pada editorial content sampai ke situs-situs web yang berbasis pada konektivitas public (public connectivity). Editorial content artinya teks yang dibuat atau diedit oleh jurnalis dan konektivitas publik mengarah pada komunikasi langsung ke publik.
Lingkup yang kedua terbagi menjadi 2 macam, yakni situs terbuka dan situs tertutup. Situs terbuka memungkinkan pengguna untuk berkomentar dan memposting sesuatu tanpa penyaringan terlebih dahulu.
Sedangkan situs tertutup bisa saja memungkinkan penggunanya untuk berpartisipasi, namun dibawah pengontrolan pihak editorial yang ketat (Widodo, 2019 : 21-22).
Menurut Mark Deuze, terdapat 4 jenis jurnalisme online (Widodo,2019 : 22), di antaranya ialah :
1. Mainstream News Sites
Merupakan situs yang menawarkan pilihan editorial content, baik yang disediakan oleh media induk yang terhubung atau memang sengaja diproduksi untuk versi web. Tingkat komunikasi partisipatorisnya biasanya tertutup, sehingga tidak ada perbedaan yang mendasar dengan jurnalisme yang diterapkan di media cetak.
2. Index and Category Sites
Jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari. Jurnalis online biasanya akan menawarkan links yang mendalam ke berbagai situs berita yang ada di World Wide Web. Situs semacam ini tidak menawarkan banyak editorial content yang diproduksi sendiri.
3. Meta and Comment Sites
Merupakan situs tentang media berita dan isu-isu media secara umum dan kadang dimaksudkan sebagai pengawas media. Editorial content diproduksi oleh berbagai jurnalis dan pada dasarnya mendiskusikan konten lain.
4. Share and Discussion Sites
Jurnalisme ini menyediakan sarana untuk saling bertukar ide, pendapat, dan cerita, dan juga dapat mendiskusikan konten yang ada di internet.
JURNALISME MULTIMEDIAÂ
Jurnalisme multimedia dapat muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap jurnalisme foto dan atas terbatasnya foto yang hanya 2 dimensi.
Kondisi ini mendorong para jurnalis untuk menciptakan jurnalisme multimedia guna mendapatkan perhatian audiens yang lebih besar.Â
Istilah multimedia yang mulai dikenal sejak tahun 1962 meningkatkan kualitas aktivitas jurnalisme menjadi semakin jelas dan menyeluruh. Menurut Mc Adams, multimedia artinya banyak media.
Media sendiri terdiri dari teks, foto, video, audio, gambar, dan lain sebagainya dan multimedia merupakan kombinasi dari minimal tiga jenis media. Multimedia bertujuan untuk menyajikan cerita dengan cara yang menarik dan interaktif.
Jurnalisme multimedia didefinisikan menjadi 2 menurut Deuze (2003), yakni paket berita jurnalistik yang tersusun atas dua atau lebih media dan berita yang terintegrasi dengan berbagai elemen lain, seperti hyperlink, SMS, televisi, email, radio, atau media cetak (Widodo, 2019 : 24).
Ada beberapa contoh jurnalisme multimedia dari tahapan awal hingga tahapan maju (Widodo, 2019 : 25), yakni :
- Pada awalnya, standup dilakukan oleh jurnalis cetak di depan kamera.
- Kedua, jurnalis membuat galeri (slideshow) untuk memasukkan foto-foto yang tidak bisa dimuat di koran.
- Ketiga, reporter media cetak menulis berita pendek (brief) sebagai konten yang akan disebar di internet.
- Keempat, membuat proyek gabungan antara berbagai media yang berbeda untuk menyajikan berita dengan beragam format.
- Kelima, redaksi multimedia yang terbentuk dari gabungan kelompok jurnalis dari media cetak, online, maupun penyiaran.
Konvergensi media dapat dikatakan sebagai hal yang penting dalam jurnalisme multimedia, akan tetapi konvergensi juga dapat menimbulkan permasalahan etika dan juga estetika.
Hal ini dapat terjadi karena pengemasan konten yang dilakukan dengan cara berbeda, namun informasi yang disampaikan sebenarnya sama.
Apakah Terdapat Perbedaan antara Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia?
Jika dilihat berdasarkan penjelasan di atas, kemunculan dari jurnalisme online dan jurnalisme multimedia sama-sama didorong oleh teknologi dan internet, serta muncul karena adanya media baru.
Namun, penyajian format informasi pada jurnalisme multimedia lebih lengkap dengan adanya kombinasi antara teks, foto, video, audio, atau gambar.Â
Multimedia akan dianggap lebih interaktif karena penggunaan seluruh teknologi dalam berbagai format untuk menghasilkan dan menyajikan sebuah berita, sehingga minat audiens juga akan meningkat untuk melihat konten-konten tersebut.
Perbedaan yang mendasar antara jurnalisme online dan jurnalisme multimedia ialah digital storytelling tidak menjadi suatu keharusan bagi jurnalisme online, lain halnya dengan jurnalisme multimedia.