Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jakarta Hujan, Banjirkah?

28 Februari 2024   13:10 Diperbarui: 28 Februari 2024   16:42 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta hujan yang ada di pikiran pertama sekali, banjirkah? Banjirkah akses yang akan kita lewati ke kantor, ke sekolah, ke pasar, atau kemana saja. Jakarta hujan, banjirkah? Pertanyaan yang sudah sangat sering terdengar. Seperti pagi ini bangun pagi disuguhkan dengan rintik-rintik hujan. 

Saat akan mengantarkan kakak saya bekerja sekitar pukul 05.40 WIB  dari rumah, Cengkareng Timur, terlihat langit masih gelap, tidak seperti biasanya, mungkin karena sejak dini hari hujan turun. Saat menyalakan motor, rintik-rintik hujan mulai turun, saya ambil jalan dari gang kecil yang sempit, tempat biasa kami lewati, karena dari gang kecil itu lebih cepat sampai ke Jalan Bangun Nusa, dekat Samsat Jakarta Barat, walaupun jalannya kecil, tetapi banyak orang melewati jalan tersebut karena dapat memotong jalan lebih pendek. 

Jalan sempit itu sangat diminati oleh pemotor sehingga jalannya mudah berlubang, walau berlobang pun tetap saja diminati. Yang tinggal disekitaran gang sempit itu kebanyakan mereka yang berjualan nasi goreng tektek. 

Pagi ini ketika sudah tiba di depan jalan kecil yang sempit, air sudah penuh di jalan dan tidak bisa lagi dilewati oleh motor, kalaupun bisa itu namanya nekat, karena air sudah setengah meter tingginya, kalaupun nekat melewatinya air dapat masuk ke dalam blok mesin, jika air sudah masuk ke dalam mesin dapat membuat komponen di dalamnya rusak, karena itulah tidak heran setiap hujan ada jalanan yang banjir tukang bengkel yang paling sibuk, karena banyak motor yang masuk bengkel. Mungkin hanya sekedar mengecek kondisi motornya karena melewati genangan air setinggi setengah meter, atau memang sudah mati karena air masuk ke dalam blok mesinnya. 

Melihat jalan sempit penuh dengan air dan pastinya kotor, karena disamping jalannya ada got yang warna airnya sudah hitam, saya pun putar balik, mengambil arah jalan dari Jalan Fajar Baru, menuju Jembatan Baru. Pagi yang masih gelap harus berhati-hati di jalan, selain jalan licin, gelap dan hujan rintik-rintik sayapun melaju pelan-pelan, walau kadang ada saja motor yang melaju kencang. 

dokpri
dokpri

Setelah tiba di Jembatan Baru, kakak saya turun, saya melihat Jalan Daan Mogot di daerah Jembatan Baru macetnya luar biasa, padahal masih jam 6.50 WIB, mungkin karena ada juga beberapa titik yang banjir, sehingga pengemudi pelan-pelan, tetapi saat saya kembali melewati Jalan Daan Mogot sekitar pukul 9.00 pagi, jalannya sudah mulai lempang.

dokpri
dokpri

Saat ingin kembali ke rumah, melihat kondisi Jalan Bangun Nusa, jalan biasa saya lewati jika mengantar kakak saya, ternyata banjir juga di beberapa titik jalan. Daerah Jalan Bangun Nusa, Cengkareng Timur ini dulunya sering banjir, karena itu ada mesin khusus ditempatkan di jalan untuk menyerap air dari jalan agar tidak banjir, selain itu jalannya juga sudah ditinggikan, hanya tidak semua, ada beberapa meter yang masih lebih rendah dari jalan yang sudah ditinggikan, secara otomatis, airpun tergenang di jalan yang lebih rendah, karena sifat air mengalir ke bawah, tidak pernah mengalir ke atas. 

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun