Mohon tunggu...
Nandhana Amarru Hidayanto
Nandhana Amarru Hidayanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

saya suka bermain video game, mendengarkan musik, dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rasisme di Kampus adalah Ancaman terhadap Keharmonnisan Akademis

23 Mei 2024   15:25 Diperbarui: 23 Mei 2024   15:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasisme di lingkungan kampus adalah sebuah ironi menyakitkan. Kampus, yang seharusnya menjadi tempat pencerahan dan inklusi, sering kali justru menjadi ajang perilaku diskriminatif. Saya percaya bahwa rasisme di kampus adalah salah satu penghambat terbesar dalam menciptakan lingkungan akademis yang sehat dan produktif.

Pengalaman pribadi dan cerita dari teman-teman menunjukkan bahwa diskriminasi rasial masih merajalela. Mahasiswa dari latar belakang minoritas sering kali merasa diasingkan dan tidak dihargai. Ini bukan hanya masalah individu, tetapi mencerminkan kegagalan institusi dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil.

Dampak negatif rasisme terhadap kesehatan mental mahasiswa ttidak bisa diabaikan. Saya telah melihat bagaimana teman-teman yang menjadi korban rasisme mengalami stres berkelanjutan, kecemansan, dan depresi. Ini bukanlah lingkungan yang mendukung pembelajaran dan pengembangan diri.

Lebih parah lagi, rasisme di kampus dapat merusak masa depan profesional mahasiswa. Ketika mahasiswa dari kelompok minoritas kehilangan kesempatan untuk membangun jaaringan yang kuat dan mendapatkan bimningan yang adil, mereka akan kehiangan peluang yang beharaga. Ini bukan hanya merugikan individu terseubut, tetapi juga merugikan masyarakat yang lebih luas karena potensi yang hilang.

Institusi akademis yang membiarkan rasisme berkembang tanpa da tindakan tegas akan mengalami penurunan reputasi. Siapa yang ingin belajar di tempat yang tidak menghargai keberagaman? Hal ini dapat mengurangi daya tarik kampus bagi calon mahasiswa da staf berkualitas, yang pada akhirnya merugikan kualitas pendidikan dan penelitian yang dihasilkan.


Administrasi kampus harus mengambil langkah konkret untuk mengatasi rasisme. Kebijakan anti-diskriminasi yang tegas, pelatihan anti-rasisme, dan dulungan yang memadai bagi korban adalah langkah-langkah yang mutlak diperlukan. Pengalaman saya menunjukkan bahwa mekanisme pelaporan yang efektif sangat penting untuk memastikan insiden rasisme ditangani dengan cepat dan adil.

Saya juga percaya bahwa mahaiswa memiliki tanggung jawb yagn besar dalam melwan rasisme.  Keterlibatan dalam organisasi dan kegiatan yang mempromosikan kesetaraan sangat penting. Dialog terbuka dan kolaborasi antar kelompok etnis dapat meningkatkan kesadaran dan memperkuat solidaritas.

Tenaga pengajar juga harus berperan aktif  dalam melawan rasisme. Kurikulum yang inkusif dan penghargaan terhadap semua budaya harus menjadi prioritas.  Pengajar harus menjadi teladan dalam memperlakukan semua mahasiswa dengan adil dan penuh hormat.

Pendidikan adalah kunci dari mengatasi rasisme dalam jangka panjang. Kammpus harus mengajarkan nilai-nilai toleransi, empati, dan keadilan. Dengan memahami dan menghargai perbedaan, kita dapat menciptakan lingkungan akademis yang benar-benar inklusif.

Rasisme di kampus adalah ancaman serius terhadap keharmonisan akademis. Saya yakin bahwa dengan kerja sama antara administrasi, mahasiswa, dan staf, kita ddapat menciptakan kampus yang bebas dari diskriminasi. Melawan rasisme adalah langkah penting menuju keberhasilan akademis dan keharmonisan bagi semua mahasiswa. Sebagai bagian dari komunitas kampus, kita semua harus berkomitmen untuk mewujudkan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun