Legam bahu bang kodir yang kekar,
Kini ringkih
Di matanya ada gunung-gunung rindu
Pada dua kupu yang mengelana,
Entah kemana mereka?
Dan di belakang gubuk anyaman bambu
Roda becaknya tak lekang
Yang ia elus sepanjang zaman
Bang kodir, seorang ayah
Idealisme jiwanya takkan sanggup kita dengar,
Karna sarat pergulatan
Rembulan yang merah keluar dari bukit
Samar gelegar ombak dipantai
Hanyut dalam batuknya
Bang kodir terkulai di dipan kayu
Matanya menerawang ke atap tanpa langitlangit
Duh.... anak-anaknya yang hilang
Ke manakah ia mengembara
Bang kodir, genjotan becakmu
Mengubah kupu-kupumu menjadi gemintang
Ia bertahta,
Dalam gedung tinggi
Lalu kini becakmu telah menjelma puing
Bertapa dalam kesendirian
Kekar bahu dan laju roda becakmu
Adalah kesenangan kita,
Menembus kabut pagi
Mengantarku dan kupukupumu,
Menjemput impian di bangku kelas
Mengitari kelok jalan batu
Aku rindu...
Serindu gunung rindumu,
Saat menunggu riuh riang khabar
Bila lonceng berdentang...
Tanda sekolah di kampung telah usai
Remember of 1984.
Sukolilo timur, 14 jan 2018
Rasull abidin