Melatiku, akhirnya wajah cantikmu dikubur waktu
Sekian lama mata sayumu mengiang,
Dalam fatamorgana,
Menahan magma dan gemuruh lahar semeru
Lelaki pengelana,
Matahari menatap langkahmu
Kau tembus langit dan bintang gemintang,
Lalu dibagian mana kusentuh rona wajahmu ?
Bukit batu membisu, hanyut dalam hening
Sajak-sajak rindumu yang kau titipkan angin
Menambah semarak malamnya kota,
Tapi butiran sepi
Menjelma episode kegetiran
Dan melekat pada tubuh-tubuh panas jalanan
Mereka, ilalang yang kerontang
Dimanakah lagi arah angin yang berhembus
Apakah menunggu wajahmu dalam kaca ?,
Ataukah meluruskan langkah berkeliling dunia...
Surabaya, 14 Oktober 2017
Rasull abidin
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!