Cara pandang ataupun memandang panorama bolehkan dari sisi manapun. Itu sebabnya pula, tak ada larangan kalau beda sudut pandang. "Anda melihat dari sana. Hamba melihat dari sini."
Ada banyak hal berbeda berjalan bersama hidup sehari-hari, antara lain; menulis cerita antar waktu peristiwa atau hal lain menuai manfaat. Berkat hidup pesona panorama hati.
Melihat keluar ataupun kedalam bebas merdeka. Demikian pula mungkin dengan menulis tentang cinta atau hal-hal menarik lainnya seindah fajar merona di kaki langit.
Lantas kembali bertemu awal mulanya kehadiran sang ide, meliputinya. Mungkin saja menemukan kecerahan cerita tentang cinta bersemi di hari-hari berlari ataupun menulis lain hal. Ide hadir natural di imaji pikiran personal.
Hidup bernapas selaras pikiran. Sebagaimana kehendak pilihan pemilik nurani masing-masing. Tersedia oksigen alami gratis untuk kehidupan semua makhluk. Meski budaya hidup antar manusia tak selalu gratis. Risiko hidup bertemu pilihan-pilihannya.
Apapun kepiawaian bekal hidup merupakan inteligensi titipan dari Gaib Semesta. Itu sebabnya pula, menjaga kesehatan hati nurani selaras pikiran dalam arti seluas-luasnya menjadi hal keutamaan, sebelum hal-hal berikutnya.
Hidup mungkin hampir serupa memandang panorama; indah ataupun tidak, kembali pada kepekaan ruh di badan. Berkat hidup fitrah kemuliaan Sang Hyang Tunggal. Itu sebabnya pula memuliakan kebaikan.; Keutamaan keselarasan keseimbangan kehidupan.
***
Jakarta Indonesia, Kompasiana, Mei 16, 2025.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
