Saya orang Medan dan saya orang Batak , saya tinggal di kecematan Medan tuntungan.
Bicara soal cerdas dalam berlalu lintas. Dimedan itu orang-orang nya sangat cerdas , cerdas dalam mengambil kesempatan, contoh nya lampu warna kuning mau ke merah itu artinya tancap gas bukan mengurangi kecepatan, orang dimedan itu sangat sering dalam melanggar lalu lintas terutama melanggar lampu merah.Â
Bagi orang Medan melanggar lampu merah itu menguji adrenalin dan pula warna merah melambangkan berani, makanya orang Medan berani menerobos lampu merah
memang bukan semua orang Medan sering melanggar lampu merah kalo di persen kan orang Medan melanggar lampu merah itu 90% , untuk sisa nya 10% orang yang tidak menggunakan kendaraan, bahkan manusia silver dimedan itu pun melanggar lampu merah, saat lampu hijau untuk kendaraan sedangkan merah untuk pejalan kaki manusia silver disitu menyebrang.
Dimedan anak-anak SMP sudah naik motor, bahkan anak yang dibawah umur sudah memiliki SIM (surat izin mengemudi) ini mereka dapatkan dengan cara cepat bisa dibilang SIM tembak, tanpa mengikuti prosedur, sehingga banyak terjadi pelanggaran lalu lintas.
Bicara soal sanksi bagi yang melanggar lalu lintas polisi biasa nya memberikan surat tilang, jujur dulu aku pernah ditilang polisi ,pada saat menghadapi situasi yang seperti ini dimana aku tidak memiliki SIM , sementara motor yang ku bawa itu motor teman disitu aku langsung memasang muka memelas mengaku-ngaku anak kost, inti nya ber drama, mimik wajah ku pada saat itu ngalahi aktor Korea, untung nya polisi yang menilang aku memiliki hati yang baik sambil menasehatiÂ
Tapi sekarang menurutku pemerintah sudah bijak dalam mengatasi pelanggaran lampu merah, pemerintah mengatasinya dengan cara memasang CCTV di setiap lampu merah, sehingga orang yang melanggar  lampu merah itu ditilang secara online , yang mengantar surat tilang kerumah itu  POS , yang awalnya dikira paket ternyata surat tilang dari polisi.
