Mohon tunggu...
Gunawan Fawwaz
Gunawan Fawwaz Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa S1 Sosiologi Bisnis dan Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Gunawan Fawwaz a learner and a thinker. Email: gunawanleader16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Muslim, Bangga Kuliah di UAJY

1 Desember 2017   14:31 Diperbarui: 11 Desember 2020   15:00 2766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kamu ‘kan berhijab, beneran kuliah di Atma Jaya?

Itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut salah satu tetangga Marsha Bremanda, Mahasiswi muslim prodi Ilmu Komunikasi setelah menjawab pertanyaan tentang tempat dimana dia melanjutkan pendidikannya.

Bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam, mungkin  masih sedikit kaget apabila melihat orang disekitarnya yang beragama islam kuliah di kampus katolik. Padahal, itu sah-sah saja. Tidak ada aturan yang menyebutkan persyaratan harus beragama Katolik. Universitas menerima semua golongan ras, suku dan agama untuk dapat melanjutkan pendidikan di sana.

Marsha mengaku memilih Universitas Atma Jaya Yogyakarta atau UAJY merupakan pilihan nya sendiri yang dijadikan alternatif apabila tidak diterima perguruan tinggi negeri.

“Aku memang sudah buat list daftar perguruan Tinggi, salah satunya adalah Universitas negeri di Semarang sebagai pilihan pertama. Alternatif lain mau mencoba swasta kalau tidak diterima. Mungkin, kampus negeri tersebut bukan jodohku, dan Atma Jaya memang sudah jalan yang Allah berikan.”

 

Memilih perguruan Tinggi Swasta rupanya memang pilihan yang tepat bagi calon mahasiswa baru apabila tidak diterima di PTN. Hal serupa juga diceritakan oleh Lintang Adi Wijaya mahasiswa muslim asal Magelang prodi Teknik Industri angkatan 2018. Setelah mendapatkan informasi tidak diterima UGM lalu memantapkan diri atas rekomenasi orang tuanya  untuk kuliah di Atma Jaya.

“Di Atma Jaya memang sudah planning dari awal kalau ndak keterima di kampus kerakyatan. Toh, ortu juga memang merekomendasikan di sana karena emang akreditasi institusi dan prodi wes terkenal uapiikk mas hehe.” Begitulah kira-kira pengakuan Lintang yang saya wawancarai 28/10.

Lalu saya berpikir. Apakah mahasiswa di Atma Jaya hanyalah mereka yang tidak diterima di PTN? 

Tentu tidak, jawaban itu saya dapatkan setelah mewawancarai Mariza Rifka Zahera mahasiswi muslim asal Pekanbaru prodi Ilmu Hukum.

“Saya masuk di Atma Jaya bukan karena saya tidak diterima PTN. Orang tua saya pegawai di salah satu perusahaan di Riau dan kebetulan perusahaan tempat ayah saya bekerja sedang membuka beasiswa. Salah satu mitra perusahaan adalah Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Secara spontan saja, saya memilih Atma Jaya dan ortu juga sangat mendukung”

“Teman-teman saya juga banyak, yang tidak daftar PTN langsung ke Atma Jaya dengan alasan akreditasi dan kredibilitas.” lanjutnya.

Setelah saya puas bertanya alasan kuliah di Atma Jaya, Lalu saya bergegas tanya. Bagaimana sih rasanya mahasiswa muslim kuliah di Atma Jaya?

Sepertinya jawaban-jawaban inilah yang akan mewakili bagi pembaca mojok yang masih agak gimana  kalau ada orang di sekitarnya yang kuliah di kampus katolik.

Menurut Marsha, yang sebelumnya juga sudah pernah sekolah di SMA Katolik tidak ada sesuatu yang membuatnya culture shock. Misalkan saja, ia  sudah terbiasa melihat teman-temannya apabila berdoa menggunakan tanda salib sejak SMA, sehingga tidak membuatnya  asing lagi.

“Mungkin aku justru malah kagum ya kak, karena pas SMA kan hanya aku sendiri yang pakai hijab. Di sini aku bisa ketemu sama temen-temen juga yang sama-sama pake hijab  di kelas walaupun nggak begitu banyak.” Katanya sambil tertawa. 

Mariza juga berpendapat yang sama. Walaupun sebelumnya tinggal di daerah yang kebanyakan adalah orang melayu yang beragama islam taat, tetapi hal itu tidak membuatnya sock dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh teman-temannya yang beragama katolik atau kristen.

“Soalnya SMA saya dulu juga swasta, tapi swasta umum yang perbandingan siswa muslim dan nasrani lebih banyak muslim, namun sedikit banyak nya saya jadi udah tahu karena beberapa teman kelasku beragama katolik China”

Sama halnya dengan Lintang. Walaupun sejak SD hingga SMA belajar di sekolah negeri yang hampir semua siswanya beragama islam. Dia Tidak merasa kaget dengan kegiatan atau praktik keagamaan yang sehari-hari dilakukan oleh teman-temanya yang beragama katolik. 

“Justru aku malah dapat ilmu baru. Biasanya aku tinggal di circle lingkungan muslim dan sekarang kuliah di Atma Jaya. Aku jadi tahu, kalau ibadah dan kegiatan keagamaan dalam agama katolik tuh kayak gini. Jujur aja, sejak kuliah di Atma Jaya, jadi semakin toleransi akan adanya perbedaan agama.  Kampus juga memfasilitasi tempat ibadah semacam mushola untuk mahasiswa dan pegawai muslim di setiap gedung walaupun tidak besar, tapi kami udah bersyukur banget akan hal itu”

Mendengar jawaban lintang saya langsung tertarik. Apakah ada kegiatan keagamaan islam di UAJY?

Pertanyaan itu langsung ditanggapi oleh Mariza yang ternyata merupakan ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Islam atau biasa disingkat FORKOMI. Menurutnya, kampus sangat mendukung kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh Pengurus FORKOMI, bahkan komunitas ini menjadi organisasi keagamaan resmi  bersama komunitas keagamaan lain di bawah Kantor Kemahasiswaan UAJY.

“Ketika kami akan mengadakan peringatan  Isra’ Mi'raj, Maulid Nabi, bakti sosial, Latihan kepemimpinan mahasiswa muslim atau  biasanya kami menyebut LPKK, dan perayaan milad kami yang ke 21 tahun kemarin misalnya. Kantor kemahasiswaan alumni dan Campus Ministry selalu memberikan subsidi untuk kegiatan kami. Jujur itu sangat membantu kami dalam mengumpulkan dana saat danusan.”

“Tidak hanya itu, setiap habis perayaan hari raya Idul Fitri biasanya  diadakan acara syawalan yang biaya nya ditanggung penuh oleh kampus. Kami pengurus Fokomi hanya tinggal bergerak memikirkan konsep acara dan menjalankan kegiatan sebagai panitia. Peserta yang hadir dalam acara syawalan ini adalah pimpinan perguruan tinggi, mahasiswa muslim UAJY, dan warga sekitar kledokan, Tambakbayan, serta Mrican” Lanjutnya.

Apakah kalian merasa di katolikkan kuliah di Atma Jaya? 

Pertanyaan itu mungkin menjadi pertanyaan besar bagi sebagian masyarakat awam, dan mereka pun menganggap wajar pertanyaan tersebut. 

Mereka semua sepakat, bahwa jawabannya adalah TIDAK ADA.

“Atma Jaya memiliki motto unggul, inklusif, humanis, dan berintegritas, dan moto inklusif sangat saya rasakan. Ketika hari jumat, kalau kebetulan ada sesi siang saat waktunya ibadah sholat jumat, dosen selalu mengizinkan untuk pergi ke masjid. Ada dua pilihan masjid besar yang dapat dipilih yang dekat kampus.  Mau  depan kampus Fakultas Bisnis dan Ekonomika atau masjid Belakang kampus FISIP di Tambak Bayan. Seneng banget sih karena kampus juga dekat dengan masjid jadi tinggal jalan beberapa langkah aja sudah sampai.” Kata Lintang.

“Oiya bahkan teman-teman katolik atau kristen,  justru tidak jarang malah mengingatkan untuk ibadah” Pungkas Lintang sambil sambil masih tersenyum karena mengingat pertanyaan serupa yang kadang ditanyakan oleh tetangga atau saudara muslimnya.

Marsha pun sependapat. “ Justru mungkin karena saya berhijab, jadi kalau pas japok kebetulan di waktu sholat  dan ada Adzan malah diingetin sama teman. Marsha nggak sholat dulu?”

“Jangan tinggalkan kewajiban agama. Gali sebanyak-banyaknya kemampuan dan selalu  memegang Prinsip untuk mencari ilmu dijadikan tujuan utama” tutupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun