"Din, mau kemana kau? sepertinya buru-buru sekali?" sesosok tubuh muncul dari kegelapan
"Eeh...kamu Gar, aku mau ke rumah Mbah Wongso. Istriku mau melahirkan" jawab Udin begitu melihat sosok dalam kegelapan tersebut sekilas seperti si Togar sahabatnya.
"Cepatlah kau, kasihan istri kau lama menunggu!" jawab Togar
"Baik bang, aku permisi" jawab Udin sambil berlalu.
*****
"Aduh Wati, nampaknya kamu mau melahirkan, ayo mbah bantu" ucap Mbah Wongso begitu masuk ke rumah
"Iya mbah, tapi mana Kak Udin mbah?" kata Wati menanyakan suaminya
"Entahlah, katanya tadi mau mampir ke mana gitu" jawab Mbah Wongso
Malam itu mbah Wongso kelihatan tidak seperti biasanya dimata Wati. Sorot matanya kelihatan tajam kemerahan. Namun karena kesakitan, Wati mengesampingkan hal semacam itu. Toh buktinya mbah Wongso menuntunnya agar bayi yang dikandungnya segera lahir.
Setelah berkali-kali berusaha, akhirnya Wati berhasil melahirkan. Suara tangisan bayi memecah keheningan malam. Dengan dahi yang berkeringat, Wati bertanya pada mbah Wongso.
"Bayiku laki-laki apa perempuan mbah?"