Saat kami baru naik bus menuju Keelung, kami masih berpikir untuk menuju Shifen Waterfall, namun tak lama berada di bus teman saya mulai menawarkan tempat lain yang jaraknya lebih dekat dengan Keelung. Terus terang kami merasa lelah karena sepanjang pagi hingga siang berada di bawah terik matahari. Saya pun setuju dengan usulannya. Ketika tiba di Keelung Station kami langsung mencari nomor bus yang harus kami naiki. Awalnya kami mau langsung menuju Zhengbin Fishing Harbor yang hanya 16 menit naik bus dari bus station, tetapi rupanya perut sudah memanggil-manggil ... jadilah kami mencari makan seadanya untuk sekedar mengisi perut. Kami membeli makanan di Family Mart di stasiun kereta yang letaknya di seberang bus station. Kami makan di ruang terbuka di depan stasiun kereta di bawah pohon sambil menikmati hembusan angin sepoi-sepoi. Walaupun kami berada di bawah pohon, kami masih tetap merasakan panas matahari yang memantul di lantai. Setelah makan saat kami hendak kembali ke bus station kami melihat ada toko Indonesia (kalau tidak salah itu nama tokonya). Kami penasaran dan segera menuju toko itu. Kami ingin melihat apa saja yang dijual di sana. Di situ dijual mie instan, biskuit yang banyak dijual di Indonesia, kerupuk, sambal dan banyak lagi. Ketika teman saya bertanya dalam bahasa Indonesia, pelayan yang orang Indonesia menjawab pertanyaannya dengan judes. Tidak ada ramah-ramahnya sama sekali. Wah ... segera saja ajak teman saya untuk keluar karena malas menghadapi orang 'sok' seperti itu. Kami lalu kembali berjalan menuju bus station, tetapi saat akan menuju tempat pemberhentian bus ke Zhengbin, teman saya mengusulkan kembali ke Ruifang dan mencari makan di sana. Mengingat hari sudah sore dan saya juga sudah merasa lemas karena kepanasan, saya pun menyetujui usulannya. Ketika itu kami mau naik bus dan sudah menyeberang jalan, tetapi ketika sudah sampai di seberang tiba-tiba teman saya mengajak saya naik kereta. Jadilah kami menyeberang kembali ke stasiun kereta dan pergi ke Ruifang.Â
Nampaknya kami terlalu muluk-muluk saat menentukan hendak ke mana saja. Rupanya fisik kami tidak tahan dengan panas yang menyengat seperti itu dan semangat yang menggebu-gebu di pagi hari pun mulai memudar. Jangankan mendaki Keelung Mountain ... mengunjungi Zhengbin yang dekat saja kami sudah tak sanggup. Namun saya yakin, jika udaranya lebih sejuk ... kami pasti sudah mengunjungi tempat-tempat tersebut.Â
Tiba di Ruifang kami segera mencari minuman dingin karena kami merasa masih haus dan air di botol minum yang kami bawa sudah habis . Kami membeli minuman di salah satu kedai teh di sana. Jujur saya tidak begitu suka teh kecuali teh yang encer sekali, jadi saya memesan passion fruit. Saya pikir itu murni passion fruit, ternyata ada campuran tehnya dan rasanya lebih dominan pahit dari rasa tehnya. Ah menyesal saya tidak membaca dengan hati-hati ... tapi ya sudah terlanjur dibeli dan saya harus konsekuen untuk menghabiskannya. Kami lalu menuju Ruifang food court yang terkenal di Ruifang. Di situ kami mencari makanan yang kira-kira menarik untuk kami. Ada yang menarik tapi penuh dan tidak ada kursi kosong. Akhirnya kami mencari di luar food court dan menemukan satu kedai makan yang juga ramai dan masih ada tempat duduk yang kosong. Kami memesan noodle soup karena melihat kebanyakan pengunjung memesan itu. Ketika pesanan datang kami segera melahapnya. Kombinasi antara lelah dan lapar membuat kami segera menghabiskan makanan itu. Selesai makan kami segera berjalan ke bus station. Saat berjalan menuju bus station tiba-tiba hujan turun. Kami harus berlari-lari menuju bus station. Pada bulan Juni  di Taiwan sering turun hujan ... kadang sepanjang hari, kadang hanya sekejap saja dan menurut informasi pada bulan tersebut di Taiwan memang sering terjadi typhoon. Beruntung tidak ada typhoon saat kami  sedang di sana, tapi memang angin yang berhembus cukup kencang ketika itu.
Ketika tiba di Old Town Street hujan sudah berhenti. Sebenarnya kami ingin mengunjungi A-Mei Tea house di Jiufen yang terkenal itu, tapi melihat tangga yang harus kami naiki saat nanti kembali ke hotel membuat kami enggan melakukannya. Menuruninya kami masih sanggup tapi menaikinya  ... kami angkat tangan. Sudah cukup banyak anak tangga yang harus kami lalui di hari sebelumnya. Kami hanya berjalan-jalan di sekitar hotel saja sambil menikmati pemandangan malam di Jiufen. Ketika kami sudah merasa sangat lelah, kami pun segera kembali ke hotel untuk membersihkan diri dan beristirahat. Perjalanan ke Yehliu cukup menguras tenaga kami karena panas matahari yang tidak manusiawi. Besok kami harus kembali ke Taipei dan akan menghabiskan dua malam di sana sebelum kembali ke Jakarta. Sampai jumpa di Taipei. 😊
gmt31072025
foto: milik pribadi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI