"Sampai ketemu besok malam," kataku.
"Eh, besok aku mau mengajak teman. Aku mau mengenalkannya padamu," lanjut Kevin.
Seketika jantungku berhenti berdetak. Teman? Mau dikenalkan padaku? Siapa? Perempuankah? Apakah Kevin tiba-tiba punya pacar? Kenapa aku selama ini tidak menyadarinya? Berbagai pikiran buruk menghantuiku. Entah kenapa aku tidak bisa berpikir positif. Aku mengkhayalkan hal-hal yang belum tentu benar.
Ah, apakah aku cemburu? Apakah aku tiba-tiba merasa tidak percaya diri? Aku tak tahu. Rasanya tak sabar menunggu sampai  besok. Malam itu aku benar-benar tidak bisa tidur.
* * *
Malam Sabtu pun tiba. Aku datang tepat waktu ke Cafe M. Kevin belum kelihatan batang hidungnya. Aku mencari tempat duduk favorit kami. Kebetulan belum terisi. Saat aku melihat-lihat menu, Kevin tiba.
"Hai, sudah lama menunggu?" tanyanya. Ia langsung mengambil tempat duduk di hadapanku.
"Nggak. Baru 15 menit, kok," jawabku. Aku melihat ke belakangnya, mencari-cari teman yang dia bilang akan dikenalkan padaku.Â
Seperti tahu apa yang ada di pikiranku, Kevin tertawa. "Kamu nyariin temanku, ya? Penasaran?" ledeknya.
"Nggak. Cuma kepo aja," jawabku ketus.
"Jangan manyun gitu, ah! Jelek, tau!" katanya.