Mohon tunggu...
Glory L
Glory L Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Pesan yang Disampaikan Pemerintah Kalimantan Tengah Sudah Efektif?

2 Oktober 2017   08:41 Diperbarui: 2 Oktober 2017   09:23 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi lingkungan penting untuk dipelajari karena akan membuat kita mengerti terhadap makhluk hidup dan alam itu sendiri. Sebelum itu kita harus mengetahui apa itu komunikasi. Komunikasi  berasal dari bahasa latin "communis"atau dalam bahasa inggris "common"yang berarti sama. Jadi, apabila kita berkomunikasi berarti bahwa kita berada dalam keadaan yang berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan. Komunikasi adalah sebagai proses menghubungi atau mengadakan perhubungan (Rosmawati dalam Tamburaka, 2012: 7). Komunikasi terdapat 5 unsur yang saling berkaitan didalamnya, yaitu source, message, channel, receiver,dan effect. Sourceadalah orang yang menyampaikan sebuah informasi atau yang sering disebut sebagai komunikator. Komunikator merupakan sumber dari bermulanya komunikasi. Komunikator atau pembuat pesan bisa berasal daro satu orang maupun kelompok organisasi. 

Message adalah pesan yang menjadi titik sentral dalam proses komunikasi. Pesan merupakan perwakilan dari imageserta tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pesan menjadi titik temu antara komunikator dan komunikan. Penyampaian pesan bisa melalui tatap muka maupun melalui media komunikasi. Channelatau media merupakan saluran pembawa pesan dari komunikator untuk sampai ke komunikan. Media juga berperan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak (Cangara dalam Nasrullah, 2012: 39-42). Receiveradalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator melalui media. Penerima atau komunikan bisa terdiri atas satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk organisasi, instansi, departemen, partai atau negara. 

Effect adalah efek atau akibat tertentu yang ditimbulkan (Tamburaka, 2012: 7-9). Lingkungan adalah terdapat biotik dan anbiotik yang disekitar kita makhluk hidup dan benda mati. Jadi, komunikasi lingkungan adalah mempelajari bagaimana cara kita berkomunikasi tentang lingkungan dan efek komunikasi dapat memberikan dampak atau pengaruh kepada alam dan diri kita sendiri, dan bagaimana kita menjalin hubungan dengan alam. Komunikasi lingkungan bisa meningkatan kesadaran dari masyarakat atau khalayak. Aspek dalam komunikasi lingkungan tidak hanya alam tetapi juga sosial. Bidang dalam komunikasi lingkungan adalah kajian yang bersifat praktis dan konseptual.

 Indonesia merupakan negara yang banyak kekayaan yang dimiliki. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Alam yang dimiliki oleh Indonesia sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Setiap pulau atau daerah memiliki keunikan tersendiri. Indonesia adalah negara kepulauan, karena memiliki ribuan pulau baik yang sudah diketahui atau belum diketahui. Pulau-pulau yang ada di Indonesia menjadi salah satu paru-paru dunia karena memiliki hutan tropis. 

Kalimantan Tengah termasuk dalam daerah yang menjadi paru-paru dunia. Hal tersebut dikarenakan Kalimantan Tengah memiliki hutan tropis termasuk yang terbesar di Indonesia. Kalimantan Tengah adalah salah satu dari 5 provinsi yang ada di Pulau Kalimantan. Hampir seluruh kawasan yang ada di Kalimantan Tengah tertutup oleh hutan. Manfaat hutan sangat banyak, salah satunya adalah dapat memberikan manfaat ekonomis sebagai penyumbang devisa bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia khususnya daerah. Manfaat hutan lainnya adalah sebagai sumber bahan atau konstruksi rumah, sumber bahan pembuat perabotan rumah tangga, sumber bahan bakar sumber oksigen, sumber obat-obatan, dan sumber pendapatan. Kalimantan Tengah memang salah satu provinsi yang tertinggal di Indonesia dalam aspek pendidikan, infrastruktur, ekonomi, sumber daya manusia, dan masih banyak lagi, namun peran yang dijalankan oleh Kalimantan Tengah sangat besar dalam membantu menyelamatkan keberlangsungan dari makhluk hidup dan alam. 

Dalam menjaga hutan yang ada di Kalimantan Tengah tentu bukan persoalan yang sepele. Hutan yang ada sangat luas dan tersebar di kawasan Kalimantan Tengah yang kadang menjadi salah satu kendala untuk menjaganya. Akses untuk menuju ke lokasi hutan tidak semuanya gampang dilewati, melainkan terkadang terpaksa harus membuat "jalan sendiri", hal tersebut dikarenakan pembangunan yang lamban menjadi salah satu hambatan yang dihadapi. Tangan-tangan usil dari manusia adalah salah satu kerusakan hutan. Sifat manusia yang terkadang tidak memikirkan bagaimana kedepannya dan bagaimana untuk menjaga alam itulah yang membuat hutan menjadi tidak asri lagi. Hutan menjadi potensi daerah yang seharusnya dijaga dan dirawat agar menjadi lestari. Penjagaan dan perawatan hutan tidak hanya dapat dilakukan oleh satu pihak atau segelintir orang saja, melainkan harus semuanya. Karena hutan adalah milik daerah sudah pasti menjadi milik bersama dan tanggung jawab bersama. 

Masalah lain yang dapat terjadi di hutan adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan menjadi berita yang mungkin sangat biasa bagi kita. Berita yang sudah biasa tersebut disebabkan karena sudah sangat sering terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan memiliki dampak yang negatif bagi seluruh pihak. Salah satunya adalah binatang yang hidup dan berkembang biak secara bebas di dalam hutan kalimantan. Contoh binatangnya adalah bekantan, bekantan merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas hidung yang panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan dalam bahasa ilmiah, bekantan disebut nasalis larvatus. Data terakhir yang didapatkan mengenai bekantan yaitu terdapat 25.000 ekor, yang sangat menurun drastis pada sebelumnya sebanyak 260.000 ekor. 

Penyebab hal tersebut terjadi karena, banyak habitat tempat tinggal bekantan beralih fungsi dan kebakaran hutan. Padahal binatang bekantan termasuk dalam satwa yang dilindungi di Indonesia, seharusnya seluruh pihak menjaga kelestarian hutan agar tidak secara terus menerus membahayakan kehidupan dari binatang. Dampak negatif lainnya dari kebakaran hutan adalah polusi yang mengganggu mahkluk hidup dan alam itu sendiri. Kebakaran hutan menjadi peristiwa tahunan yang ada di Indonesia, khususnya Kalimantan Tengah. Pada saat musim kemarau itu berarti musim kabut asap juga. Kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan tersebut tentu sangat merugikan manusia yang ingin beraktifitas. 

Pada saat kebakaran hutan dan terjadi kabut, biasanya banyak institusi pendidikan yang memilih untuk meliburkan para pelajarnya agar terhindar dari bahaya asap kebakaran hutan, dan banyak pula masyarakat lain yang tidak memilih untuk bekerja melainkan hanya diam didalam rumah menunggu kabut asap berkurang, juga terdapat hambatan transportasi dan wisata. Hal negatif lainnya tentu masalah kesehatan. Kesehatan dapat terganggu diakibatkan karena kabut asap berasal dari kebakaran hutan. Hasil dari kebakaran hutan berupa asap yang banyak mengandung senyawa kimia dan partikel berbahaya. 

World Health Organization (WHO) mengidentifikasi emisi pembakaran biomassa salah satunya adalah particulate matter yang berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi tiga jenis yaitu coarse particle, fine particle, dan ultrafine particle. Ultrafine particle merupakan salah satu sumber polusi udara yang mempunyai toksisitas yang paling tinggi diantara sumber polusi udara lainnya, dikarenakan memiliki ukuran yang sangat kecil ( 0,1m) sehingga dapat terinhalasi sampai ke alveolus. Ultrafine particle menyebabkan fungsi mukosiliaris dan alveolar clearance terlampaui, sehingga ultrafine particle tersebut tetap bertahan dalam alveolus  dan menyebabkan terjadinya reaksi langsung dengan sel epitel dan menyebabkan kerusakan sel pada alveolus. Kesimpulannya adalah asap kebakaran hutan memiliki efek terhadap paru-paru.

Menurut Kamus Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Kebakaran Hutan (Wild Fire Free Burning, Forest Fire) didefinisikan sebagai kebakaran yang tidak disebabkan oleh unsur kesengajaan yang mengakibatkan kerugian. Kebakaran terjadi karena faktor-faktor: alam (misalnya musim kemarau yang terlalu lama) atau, manusia (misalnya karena kelalaian manusia membuat api di tengah-tengah hutan di musim kemarau atau di hutan-hutan yang mudah terbakar). Kebakaran hutan telah menjadi masalah yang berskala nasional, yang patut mendapat perhatian secara serius karena memiliki banyak dampak negatif yang diakibatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun