Mohon tunggu...
Glendy Prasiqbal Rayendra
Glendy Prasiqbal Rayendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa TEKNIK ELEKTRO

Saya seorang individu yang aktif dan berorientasi pada tindakan. Saya menikmati menghabiskan waktu berolahraga dan selalu ingin tahu tentang tren terbaru dalam olahraga, kesehatan, ekonomi, dan musik. Tipe kepribadian ESTJ saya membuatnya menjadi orang yang praktis, efisien, dan terorganisir. Saya senang membantu orang lain dan memiliki rasa tanggung jawab yang kuat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalisasi Efisiensi Pembangkit Listrik Biomassa dari Limbah Pertanian dan Peternakan: Menuju Pembangunan Pedesaan Berkelanjutan Ramah Lingkungan

5 Mei 2024   11:30 Diperbarui: 5 Mei 2024   11:43 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengembangan Co-Firing biomassa

Untuk mengembangkan pelet biomassa Co-Firing, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pendataan potensi biomassa: Pendataan potensi biomassa merupakan langkah penting dalam pengembangan pelet biomassa Co-Firing. Potensi biomassa untuk co-firing mencakup sampah, limbah/hasil hutan berupa kayu, dan berbagai bahan baku lainnya seperti limbah hutan, perkebunan, atau pertanian.
  • Uji coba Co-Firing: Pemerintah Indonesia telah melakukan uji coba Co-Firing pada sekitar 114 PLTU dengan menggunakan pelet biomassa serta RDF hingga 10 persen, bergantung pada teknologi boiler. Uji coba dilakukan guna mengetahui potensi biomassa.
  • Pengembangan teknologi: Implementasi Co-Firing biomassa pada PLTU memiliki tantangan teknis, seperti masalah teknis pada boiler pembangkit listrik dan feeding equipment disebabkan oleh perbedaan karakteristik batubara dan biomassa. Oleh karena itu, pengembangan teknologi yang sesuai dengan karakteristik biomassa perlu guna mengetahui potensi biomassa yang dapat digunakan sebagai substitusi batubara pada PLTU.

Penggunaan pembangkit listrik biomassa dari limbah pertanian dan peternakan ini memiliki dampak terhadap masyarakat sekitar, baik itu dampak positif maupun negatif. 

Berikut adalah dampak positif dari pembangkit listrik biomassa ini yaitu mengurangi emisi karbon, danm eminimalisir limbah organik di pedesaan. Dampak negatifnya seperti pencemaran udara, danb erdampak negatif pada kesehatan tenaga kerja serta masyarakat sekitar.

Kesimpulan

Kesimpulan dalam esai ini adalah pembangkit tenaga listrik biomassa dari limbah pertanian dan peternakan butuh di optimalkan agar outputnya atau hasil yang dihasilkan maksimal. Namun terdapat tantangan dalam optimalisasi pembangkit listrik biomassa dari limbah pertanian danp peternakan ini seperti ketersediaan potensi biomassa, dan teknologi nya yang kurang dio optimalkan.


Untuk mengatasi tantangan tersebut terrdapat berbagai cara atau startegi dalam mengoptimalkan pembangkit listrim tenaga biomassa ini dengan cara mengidentifikasi potensi biomassa, dan pengembangan Co-Firing biomassa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun