Mohon tunggu...
Gita Ayu Wulan Sari
Gita Ayu Wulan Sari Mohon Tunggu... -

Alive

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Salahkah Jika Kita Berbeda?

3 September 2014   23:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:42 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya akan memulai tulisan ini dengan sebuah pertanyaan. Apakah pernah di bully di

sosmed hanya karena perbedaan agama? Ya, mungkin sebagian orang pernah

merasakan hal tersebut. Bahkan di sosmed bullying lebih besar daripada di dunia

nyata. Semua itu langsung terjadi begitu saja. Apakah mereka tidak tahu setiap

orang bebas untuk memilih agama mereka? Apa perbedaan agama menjadikan itu

terlihat seperti “momok” bagi orang lain. Apakah itu mengancam jiwa kalian?


Tidak kan? Saya saja terkadang bingung katanya “Indonesia adalah Negara

beragama”. Apakah itu benar? Yakin? Malah kadang saya berpikir kita memang

Negara yang beragama, memilliki 5 agama sekaligus.

Namun, terkadang kita bukan

toleransi, tetapi malah mencampuri pribadi orang lain. Apakah itu pantas?

Misalnya, ada orang yang pindah agama dari non-muslim menjadi muslim. Banyak

orang yang berkata “ngapain lo pindah agama, buat nutupin aib lo ya?” “kok lo

ga pake krudung sih, katanya udah pindah agama” “ngapain lo pake pindah agama? Agama yang dulu lebih bagus kali!” ada

juga yang menjelekan agama orang lain langsung pada orang tersebut. Saya tidak

tahu apa motivasi mereka melakukan seperti itu. Tetapi yang jelas itu

mengganggu kenyamanan orang lain.

Bagi saya apa yang mereka lontarkan termasuk

pelanggaran HAM pasal 28 E ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang bebas

memeluk agama dan beribadat menurut agamanya….” Ya.Apakah mereka tidak tahu pasal tersebut atau

mereka memang sengaja dengan ungkapan “ini pendapat saya”. Menurut saya orang

lain tidak perlu mencampuri urusan pribadi seseorang, terutama agama. Biarkan

pribadi mereka sendiri dengan Tuhan. Masalah dia beribadah atau tidak itu bukan

urusan kita, toh nantinya kalo dia masuk surga dia juga tidak akan mengajak

kita, begitu juga sebaliknya. Baik di pelajaran agama, juga tidak ada kewajiban

untuk mencampuri urusan orang lain. Kalau saya lebih baik membenahi diri saya

dan menjalankan kewajiban saya sebagai umat beragama.

Dengan adanya contoh hal tersebut

saya ingin lebih menegaskan kepada orang orang tersebut, bahwa mereka harus

memahami, mencerna dan mengerti dengan baik maksud dibalik dibuatnya UUD 1945

pasal 28 E ayat 1 yang mengatur tentang kebebasan beragama. Percuma saja kalau

mereka tahu, mereka hafal pasal tersebut, tetapi mereka gagal dalam memahami

kandungan pasal tersebut.

Pasal 28 E ayat 1 UUD 1945 dibuat

untuk melindungi hak kita beragama, hak kita beribadah sesuai agama yang kita

anut. Tidak adanya pemaksaan kehendak untuk memilih agama. Tidak ada pelecehan

antar agama. Tidak ada rasa canggung antar agama. Tidak ada mencampuri urusan

agama orang lain. Toleransi selalu utama. Pasal tersebut memang ditekankan

untuk melindungi hak kita dalam urusan beragama.

Sebenarnya jika dilihat dari kasus

diatas, merekayang menghina bukan tidak

tahu hukum, tetpi lebih kepada kurangnya kesadaran diri warga. Menurut saya, kita

tidak harus mempertegas hukum, agar mereka tunduk. Tidak. Seharusnya lebih baik

kita mengubah kesadaran diri warga. Karena kesadaran diri itu tidak datang

langsung sekali, dan butuh proses dan waktu untuk menyadarkannya. Menumbuhkan

kesadaran diri warga yang kurang tidak bisa dipaksakan, namun lebih baik itu

berasal dari nurani diri sendiri. Karena jika dipaksakan itu juga tidak bagus

dan kita seperti memaksakan kehendak kepada orang lain.

Dalam hal ini, saya juga

mengingatkan pada kaum mayoritas, janganlah kalian memaksakan keingininan

kalian pada kaum minoritas, sedangkan untuk kaum minoritas janganlah takut dan

hanya berdiam diri apabila kalian ditindas. Berbaurlah seperti tidak ada

perbedaan diantara kalian, meskipun perbedaan itu terlihat tepat di mata

kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun