Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Professional -

47 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java SPA Owner, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Rumah Teman Lebih Nyaman

4 Juni 2017   20:46 Diperbarui: 5 Juni 2017   12:51 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain di rumah teman. Sumber ilustrasi: ion.co

Namanya Jeremy tapi anak saya memanggilnya Jerry, umurnya 11 tahun dan duduk di kelas 4. Sedang anakku si Ray duduk di kelas 3. Tetapi mereka berdua adalah kawan karib. Setiap akhir pekan Jumat sore sampai Minggu sore Jerry selalu tidur di rumah kami. Biarpun baru berusia 11 tahun tapi sepatunya sudah bernomor 40. Bandingkan sepatu anak saya masih berukuran 34, sedangkan sepatu saya sendiri berukuran 37. Besar sekali kakinya! Dua anak ini kadang tidur di kamar untuk tamu karena di sana ada kasur besar yang cukup untuk berdua. Tetapi kadang saya memergoki dua anak ini saling untel-untelan di kamar Ray yang hanya berkasur single saja. Jadi mereka berdua hanya tidur di lantai dilapisi bedcover tebal, tetapi tidak apa malah hal tersebut bagus untuk melatih kekuatan tulang punggung biar tidak mudah sakit pinggang kelak kemudian hari.

Kadang mereka bermain gulat di sofa dan bermain perang-perangan, lempar-lemparan air di kebun bahkan pertandingan tinju! Saya sering memarahi anak saya karena rumah jadi berantakan dan kotor semua. Ruang tamu acak-acakan dan kamar berantakan. Tetapi apa daya anak saya menyukai teman yang satu ini dan saya pun terus terang juga menyukainya karena anaknya sopan dan sorot matanya teduh. Lagi pula saya bisa juga belajar bahasa Jerman dengan dia.

kalau dirumah selalu begini , untel-untelan
kalau dirumah selalu begini , untel-untelan
Saya tidak pernah memarahi Jerry atau memarahi teman-temannya di sini. Kalau anak-anak ini berbuat salah di rumah yang saya tegur adalah anak saya sendiri, si Ray. Begitulah sebagai pemilik rumah mesti bertanggung jawab atas teman-temannya, itu selalu pesan saya. Saya diberitahu Ray, bahwa mamanya si Jerry ini selalu keluar masuk rumah sakit karena menderita sesuatu peyakit, entah saya tidak tahu apa peyakitnya. Tetapi dikarenakan kondisinya seperti ini mamanya tidak bisa bekerja dan hanya menerima bantuan sosial disamping tambahan nafkah dari ex suami tentunya.

Orang tua Jery sudah bercerai dan dia masih mempunyai seorang adik lelaki yang berumur 5 tahun. Sering mamanya harus ke rumah sakit dan oma yang tinggal di luar kota harus mengasuh dua anak ini sementara. Kebayang kan repotnya si oma tua mengurusi dua anak dan pontang-panting sendirian.

Saya tidak tahu apakah karena sebab ini Jerry suka menginap di rumah kami setiap akhir pekan atau memang ada sebab lain.

Pernah Ray mengatakan bahwa saya harus berkenalan dengan mama si Jerry. Saya tanya kenapa? 

“Sie ist sehr nett,“ (Dia sangat baik) kata Ray. Dan saya harus mengenalnya. Tetapi sayang sampai sekarang saya belum pernah bertemu muka dengan mamanya atau keluarganya, hanya pernah sesekali kita berbicara di telepon.

Tidak biasanya anak saya memberi komplimen begitu. Karena pernah pada suatu hari dia mengadu kepada saya bahwa oran tua temannya menggusirnya sewaktu ingin bermain dengan anaknya. Tentu saja Ray sedih karena diusir begitu di depan rumah dengan kasar. Saya hanya bilang bahwa tidak semua orang Jerman baik yang peduli dengan orang lain. Ada juga yang kasar, jadi mesti hati-hati dalam memilih teman. Kata saya menggurui. Sampai pada akhirnya anak saya menemukan teman baiknya ini.

Memang ada juga saat saya dan suami ingin rumah sepi, sunyi tidak ada suara-suara "gedebag-gedebug" di dalam rumah karena ulah mereka berdua ditambah kucing hitam Willi. Tapi apa boleh buat melihat mereka berdua selalu akur yang membikin hati ini langsug meleleh selumer-lumernya!.

Suami bagaimana?

Katanya, kalau di Jerman anak datang menginap itu tidak boleh setiap kali. Hal Itupun orang tua perlu memberitahu lewat telepon dan minta persetujuan atau izin kalau anaknya menginap dan Si Pemilik Rumah juga harus bilang sampai jam berapa waktu menginap di batasi dan kapan orang tua bisa menjemputnya. Jadi tidak mengganggu privasi Si Pemilik Rumah

Tetapi saya bilang kalau case Jerry ini lain, karena dia tidak punya bapak lagi walau masih ada tapi jauh tinggal di luar kota. Dan mamanya sakit keras, begitu penjelasan saya kepada suami tiap kali dia kesal karena suara gedabukan di rumah. Akhirnya suami saya pun diam dan nurut saja, ya sudah terserah kamu saja katanya karena memang dia tidak punya pilihan karena selama ini suami saya penurut. Jadi untung saja, coba dengan keluarga Jerman lainnya belum tentu anak temannya diizinkan menginap setiap akhir pekan di rumah mereka. Sesekali mungkin boleh tetapi tidak kalau untuk "tiap akhir pekan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun