Mohon tunggu...
Gita Hilwa N.
Gita Hilwa N. Mohon Tunggu... Mahasiswa Sastra Indonesia.

Perempuan yang membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia di Persimpangan: Bertahan atau Berubah?

14 Oktober 2025   22:18 Diperbarui: 14 Oktober 2025   22:18 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba buka media sosialmu sebentar. Di sana, kamu akan menemukan jutaan kalimat campur aduk antara bahasa Indonesia dan Inggris. Dari caption Instagram seperti "vibe-nya chill banget" sampai komentar YouTube yang bilang "relate banget sih ini". Campuran itu terasa wajar, bahkan sudah jadi bagian dari cara kita berkomunikasi hari ini. Tapi, di balik kebiasaan itu, muncul satu pertanyaan penting: apakah Bahasa Indonesia sedang berkembang, atau justru pelan-pelan kehilangan tempatnya?

Di era digital, bahasa bukan cuma alat komunikasi, tapi juga penanda identitas. Ketika dunia makin terhubung lewat layar, bahasa yang paling sering dipakai tentu punya pengaruh besar dalam membentuk cara kita berpikir. Dan sayangnya, di dunia digital, Bahasa Indonesia belum sepenuhnya jadi "pemain utama".

Bahasa yang Terbentuk oleh Dunia Digital

Bahasa itu hidup, dan dunia digital membuatnya berkembang sangat cepat. Setiap minggu ada istilah baru muncul di media sosial. Kadang dari film, kadang dari tren TikTok, kadang dari meme yang viral. Tak jarang, bahasa asing ikut terserap begitu saja ke dalam percakapan kita.

Sebagian orang mungkin menganggap ini tanda bahaya---seolah Bahasa Indonesia mulai "tercemar". Tapi kalau kita lihat dari sisi lain, justru di situlah tanda bahwa bahasa kita hidup. Bahasa yang benar-benar hidup pasti berubah. Ia beradaptasi dengan zamannya, menyesuaikan diri dengan konteks sosial dan teknologi. Kalau tidak, ia akan ditinggalkan.

Namun tentu saja, perubahan yang terlalu cepat tanpa arah bisa membuat identitas bahasa kita kabur. Di sinilah peran masyarakat, termasuk generasi muda, menjadi penting: mereka bukan hanya pengguna bahasa, tapi juga penentu arah perkembangan bahasa itu sendiri.

Kebijakan Bahasa yang Masih Terlalu Formal

Pemerintah sudah lama berusaha memperkuat posisi Bahasa Indonesia---lewat pembinaan, penyusunan istilah baru, hingga kampanye pemartabatan bahasa. Namun jujur saja, sebagian besar upaya itu masih terasa kaku dan kurang menjangkau ruang digital tempat bahasa justru paling dinamis.

Badan Bahasa memang terus bekerja keras, tapi hasilnya sering berhenti di level pedoman dan aturan. Padahal, anak muda zaman sekarang belajar bahasa bukan dari kamus, melainkan dari algoritma media sosial. Ketika istilah baru muncul di TikTok atau X (Twitter), mereka langsung menyerapnya, bahkan sebelum lembaga resmi sempat menanggapi.

Artinya, kalau kita ingin perencanaan bahasa berhasil, pendekatannya harus berubah. Bahasa harus dibawa ke tempat orang-orang benar-benar menggunakannya --- di ruang digital, di konten hiburan, di platform yang mereka nikmati setiap hari.

Bahasa dan Identitas di Era Digital

Meski begitu, masih banyak alasan untuk optimis. Di tengah derasnya pengaruh bahasa asing, banyak kreator digital yang tetap memilih memakai Bahasa Indonesia dengan bangga. Mereka menulis puisi pendek di Twitter, membuat video edukatif di TikTok, atau berbagi cerita ringan di YouTube dengan bahasa yang jujur dan dekat dengan penontonnya.

Bahasa Indonesia dalam ruang digital memang tidak selalu baku, tapi ia mencerminkan cara generasi baru mengekspresikan diri. Justru di situlah kekuatannya: bahasa kita tidak beku, tapi lentur. Ia bisa menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati diri.

Teknologi yang Masih Didominasi Bahasa Asing

Satu hal yang jarang disadari: dunia digital tempat kita berinteraksi setiap hari sebenarnya diciptakan dengan "bahasa ibu" lain---bahasa Inggris. Dari mesin pencari, sistem AI, hingga aplikasi populer, sebagian besar dikembangkan dengan dasar bahasa global itu. Tak heran jika konten berbahasa Inggris sering lebih mudah ditemukan, lebih banyak direkomendasikan, dan lebih cepat viral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun