Mohon tunggu...
Gita Yuliyanti
Gita Yuliyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi voli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal Usul Gunung Tugel Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali

29 November 2022   07:40 Diperbarui: 29 November 2022   07:48 2345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Asal usul Gunung Tugel Nglembu, Sambi, Boyolali
Oleh gita yuliyanti

Mengenang seorang tokoh penyebar agama Islam yang merupakan keturunan dari penguasa Majapahit Raja Brawijaya V. Tokoh yang bertempat tinggal di kampung halaman saya sendiri menjadi suatu kebanggaan bagi saya dan orang sekitar karena kerendahan hatinya. Tokoh ini bernama Kiai Ageng Singoprono sebagai guru besar yang menjadikan bukit bagian selatan bersejarah. Mengapa dikatakan bukit yang bersejarah? Karena bukit ini diganti Namanya menjadi Gunung Tugel setelah ada kisahnya.

Saya dan teman teman mengunjungi tempat bersejarah ini untuk menjawab rasa penasaran ketika belum sepenuhnya mengetahui asal usulnya. Dengan cara mendatangi juru kunci yang saat itu berada di Gunung Tugel juga kemudian kami mewawancarainya untuk mendapatkan cerita yang benar benar terjadi pada saat itu.

Berikut hasil wawancara kepada juru kunci tentang asal usul Gunung Tugel. Gunung Tugel adalah Gunung tempat bersemayamnya Ki Ageng Singoprono yang terletak di dukuh Kalangan desa Nglembu kecamatan Sambi kabupaten Boyolali provinsi Jawa Tengah. Sebelum dinamakan Gunung Tugel, Gunung ini hanya bukit yang terletak dibagian selatan, Gunung Tugel memiliki ketinggian sekitar 97,8 meter dari permukaan laut dan luasnya sekitar 700 meter persegi.

Alasan mengapa dinamakan Gunung Tugel ini karena ada pertarungan antara dua Kiai dalam satu perguruan namun berbeda ilmu yang dianutnya. Dua Kiai ini bernama Kiai Ageng Singoprono atau juga disebut Ki Ageng Singoprono, Ki Ageng Singoprono putra dari Ki Ageng Wongsoprono II yang bertempat tinggal di desa Manglen, sekarang desa Manglen adalah kelurahan Walen kecamatan Simo kabupaten Boyolali yang tidak jauh dari tempat gunung tugel sendiri. Dan Kiai Ageng Aogorunting atau juga disebut Ki Ageng Nogorunting, yang tinggal di Gunung Madu kecamatan Klego kabupaten Boyolali. Ki Ageng Singoprono menganut ilmu putih sedangkan Ki Ageng Nogorunting menganut ilmu hitam.

Juru kunci Gunung Tugel bernama Joko Mulyono menjelaskan asal muasal Gunung Tugel berawal dari perbedaan pendapat antara Ki Singoprono dengan Ki Nogorunting sehingga memicu pertarungan sengit yang menyebabkan bukit selatan bersejarah.

Beliau menjelaskan berawal dari Ki Ageng Rogorunting yang mengambil buah kelapa dengan cara menyentuh pohon kelapa dengan tangannya dan mengakibatkan buah kelapa jatuh semua tanpa tersisa, kemudian Ki Ageng Singoprono tidak setuju dengan cara yang telah dilakukan Ki Nogorunting tersebut, dengan alasan jika buah kelapa diambil dengan cara tersebut maka tidak tersisa buah itu untuk anak cucunya. Kemudian Ki Nogorunting yang memiliki sifat serakah  tidak setuju dengan alasan Ki Singoprono tersebut.

Setelah kejadian itu Ki Nogorunting menantang Ki Singoprono untuk saling adu kekuatan, yang sebelumnya juga pernah menantang tetapi Ki Singoprono tidak menanggapinya. Ki Nogorunting melakukan cara dengan mengaitkan benang yang panjang dari tempat tinggal Ki Kogorunting yang berada di gunung madu atau juga disebut bukit bagian utara dengan busur panah yang ditembakkan ke bukit bagian selatan atau ke tempat tinggal Ki Singoprono. Kemudian diatas benang diletakannya sebutir telur oleh Ki Nogorunting, telur tersebut digelindingkan sampai ke tempat Si singoprono dengan cepat bahkan tidak jatuh. Kemudian telur itu membentur bukit selatan sehingga menimbulkan suara ledakan, ledakan itu yang mengakibatkan gunung itu putus puncaknya atau dalam bahasa Jawa dinamakan tugel.

Karena Ki Singoprono tidak ingin masyarakat sekitar khawatir atas perbuatan Ki Rogorungting, maka Ki Singoprono membalas dengan cara yang sama yakni mengaitkan benang namun dari tempat berbeda, kalau Ki Rogorunting dari bukit utara Ki Singoprono dari bukit selatan ke bukit utara, di atas benang juga diletakkan sebutir telur kemudian digelindingkan. Dari kesaktiannya Ki Singoprono, telur tersebut menggelinding tanpa jatuh bahkan semakin cepat kearah bukit utara. Kemudian telur itu membentur bukit utara tetapi tidak membuat bukit itu terbelah menjadi dua melainkan membuat tubuh Ki Rogorunting terombang ambing karena guncangan yang sangat dahsyat hingga nyawa Ki Rogorunting tidak tertolong. Kemudian Ki Rogorunting dimakamkan di bukit utara tersebut.

Setelah terjadi pertarungan antara dua Kiai tersebut, bukit bagian selatan disebut dengan nama Gunung Tugel. Saat Ki Singoprono wafat, jenazah dimakamkan di atas Gunung Tugel. Tidak hanya makam Ki Singoprono yang ada di puncak Gunung Tugel, namun makam istrinya juga terletak di samping makam Ki Singoprono. Masyarakat setempat membangun sekitar 300 anak tangga menuju puncak Gunung Tugel untuk orang yang ingin berziarah. Sampai sekarang tidak jarang masyarakat yang berziarah ke makam Ki Ageng Singoprono dan istrinya, mengenang Ki Singoprono yang memiliki sifat rendah hati, suka menolong, dan berbudi luhur.

Jadi Gunung Tugel berasal dari sebuah bukit yang berada di bagian selatan yang merupakan tempat tinggal Ki Ageng singoprono, kemudian bukit tersebut patah pada puncaknya karena terkena benturan telur yang digelindingkan oleh Ki Nogorunting yang dendam dengan perkataan Ki Singoprono

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun