Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Menunggu Musium Mobil Nasional Dibangun?

5 Februari 2015   06:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:48 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(iulstrasi: driverlayer.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="(iulstrasi: driverlayer.com)"][/caption] Mungkinkah pemerintahan Jokowi akan membangung Musium khusus Mobil Nasional (Mobnas)? Ini adalah sebuah satire yang memang harus disuarakan (kembali). Indonesia pernah memiliki Mobnas Timor medio 1999-2000. Walau usia hidup yang diharapkan pada Timor tidak lama. Tapi setidaknya, masih beredar mobil-mobil Timor di jalan. Setidaknya, Timor pernah dibuat secara masal. Dan setidaknya pula, Timor bukan sekadar prototipe. Sebuah contoh yang pernah dicap media 'pencitraan' semata. Jauh-jauh dari Solo-Jakarta, namun produksinya kini maju-mundur (tidak cantik). Atau prototipe yang akhirnya cuma menjadi rongsok setelah dibuat celaka olah seorang tokoh nasional. Belum lagi, ada lagi proyek mobnas semasa tokoh nasional ini yang kini juga mandeg.

Direktur Utama Pindad Silmy Karim menjelaskan, dihentikannya proyek mobil listrik (PiEV), karena pihaknya tidak memperoleh kepastian regulasi dan komitmen pengembangan mobil listrik.

"Kita hentikan, karena mobil listrik nggak ada yang order, kemudian kebijakannya belum lengkap," kata Silmy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/2/2015).(oto.detik.com)

PiEV, atau Pindad Electronik Vehicle yang sempat nongol di Harteknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional) ke 17 tahun 2012 di Bandung, kini dihentikan produksiya. Sempat berjalan selama dua tahun, PiEV kini sepertinya akan menjadi 'koleksi' Musium Mobnas. Dengan alasan 'klasik' yaitu tidak ada yang akan beli, PiEV dihentikan produksinya. Belum lagi mitos mobil listrik di masyarakat yang kurang diterima. Juga, kurangnya concern dan greget pemerintah Jokowi beserta Menristek barunya, mungkin akan semakin mempercepat pembangunan 'Musium Mobnas'. Karena mobnas 'negara tetangga' seperti Proton, Geely, dan Tata mulai menghiasi jalan raya. [caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="(PiEV (Pindad Electric Vehicle) - foto: oto.detik.com)"]

(PiEV (Pindad Electric Vehicle) - foto: oto.detik.com)
(PiEV (Pindad Electric Vehicle) - foto: oto.detik.com)
[/caption] Dari Esemka ke Tuxuci, Lalu . . . ? Mungkin gembar-gembor dan hingar-bingar Mobnas terasa sekali di kisaran tahun 2012-2013. Terutama saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, wacana Mobnas menggelora. Digawangi pula oleh Dahlan Iskan, Mobnas karya anak-anak terbaik bangsa mulai dibuat. Dirancang dan dirakit dengan tangan-tangan terampil putra Indonesia. Walau masih banyak 'suplemen' asing yang hadir pada prototipe Mobnas yang hadir. Namun setidaknya, secara fisik Mobnas tidak lagi wacana. Ia sudah berupa bentuk fisik, atau prototipe. Publik Indonesia pun banyak berharap dan berdoa jika Mobnas yang sudah jadi, bisa diproduksi secara masal.

Nasib mobil nasional Esemka yang digadang-gadang mantan wali kota Solo, Joko Widodo, kian tak jelas. Banyak calon pembeli membatalkan pesanan karena terlalu lama menunggu produksi yang tak kunjung selesai. Kini Pemerintah Kota Surakarta menyatakan lepas tangan terhadap produksi dan penjualan mobil itu.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, selama ini pemerintah memang tidak pernah terlibat dalam urusan bisnis PT Solo Manufaktur Kreasi sebagai pemegang merek Esemka. "Kami hanya membantu memperjuangkan agar mobil Esemka lulus uji emisi," katanya, Kamis 30 Mei 2013. (berita: tempo.co)

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="( Mobil Esemka Rajawali - foto: solopos.com)"]

( Mobil Esemka Rajawali - foto: solopos.com)
( Mobil Esemka Rajawali - foto: solopos.com)
[/caption] Walau secara produksi, mobil Esemka masih ada guna memenuhi pesanan. Kabarnya, dari 1.000 pemesan ada 400 pemesan yang membatalkan. Sepertinya, pihak Pemkot dengan pihak manufaktur kurang greget dalam menjalin koordinasi. Jatuhnya, lempar tanggung jawab promosi dan penjualan Esemka pun terjadi. Pihak terkait malah saling kisruh sendiri. Jokowi yang digadang mampu 'mendongkrak' Esemka menjadi Mobnas, kini seperti lupa. Atau, dalam prasangka baik saya, bersama Menristek sedang membuat master plan Esemka selanjutnya. Jangan sampai 'rumor' kalau Esemka adalah 'kendaraan' politik dulu, jadi benar adanya.

"Tucuxi sudah tidak bisa (dikembangkan)," ujar Dahlan Iskan di peluncuran bukunya 'Surat Dahlan', Minggu (10/2/2013).

Kendati demikian, Dahlan menyatakan pengembangan mobil listrik Evina akan terus berjalan. Saat ini Dahlan lebih hati-hati dalam mengembangkan mobil listrik agar tidak terjadi kecelakaan seperti mobil listrik Tucuxi. (berita: tribunnews.com)

Belum lagi Mobnas bermesin listrik, Tuxuci yang dulu sempat menggemparkan publik dengan desainnya yang wah. Dahlan Iskan, pada waktu itu sempat (over) optimis tentang masa depan Tuxuci. Ia kendarai sendiri Tuxuci walau akhirnya mengalami kecelakaan di daerah Magetan Jawa Timur. Belum lagi dugaan 'perusakan' mesin Tuxuci dari Danet Suryatama si pencipta Tuxuci. Dahlan dengan tanpa izin Danet 'menservis' Tuxuci di bengkel modif Kupu-Kupu Malam, Jogjakarta pada akhir tahun 2012. Dan entah mengapa, setelah itu Tuxuci yang dikendarai Dahlan menabrak tebing Gunung Lawu di Magetan. Danet mengira, ada komponen Tuxuci yang diutak-atik, tanpa seizin dan sepengetahuannya. Kini memang,sepertinya Tuxuci (ringsek) sudah cocok masuk Musim Mobnas. [caption id="" align="aligncenter" width="477" caption="( Mobil Listrik Tuxuci - foto: tempo.co)"]

( Mobil Listrik Tuxuci - foto: tempo.co)
( Mobil Listrik Tuxuci - foto: tempo.co)
[/caption] Harapan Mobnas Itu Masih Ada . . .

Dasep Ahmadi, Chairman PT Sarimas Ahmadi Pratama bilang, untuk memproduksi mobil listrik setidaknya dia butuh pangsa pasar. Adapun pasar mobil listrik yang dibidik Dasep tak hanya mobil listrik city car saja, melainkan juga pasar transportasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun