Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Aku dan Motor Harley Davidsonku, Terus Kamu Mau Apa?

12 April 2015   23:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Harley Davidson Electra Glide 2013 - foto: autoevolution.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="548" caption="(Harley Davidson Electra Glide 2013 - foto: autoevolution.com)"][/caption] Deru mesin 1690 cc Harley Electra Glide, menghempas adrenalin tinggi ke kepalaku. Rauman mesin besar seolah merobek ciut nyali. Harley besutan tahun 2014 ini adalah raja di jalan. Menyaningi rival sekelas, Honda Golden Wing GL 1800, Electra Glideku lebih mumpuni sebagai motor Touring. Dengan spec tinggi dan pamor lebih dahsyat, Electra ku ini sudah menempuh ribuan kilometer. Dari pulau Jawa-Bali-Lombok sampai beberapa daerah di Sumatra sudah kami tempuh bersama. Baik sendiri atau bersama teman, saya dan si Electra Glide sudah sering menjelajah bersama. Saya bersama teman-teman pecinta Harley datang dengan tunggangan Harley yang unik. Dari model macho ala old-west Dyna Switchback plus hard-tailnya. Dan juga ada 'kembaran' Electra Glideku, si Road King. Semua model baik CBU maupun modifan sendiri hadir jika weekend panjang. Dari sekadar hang-out bareng  sampai rencana touring tahunan pun sudah kami kantongi. Jalan panjang dan berliku, kami dan Harley kami bukan menjadi halangan berarti. Kenyamanan dan kegagahan motor-motor kami di jalan memang tidak tertandingi. Klub-klub motor kecil dan yang katanya geng motor hanyalah penghias saja di jalan. Lalu lalang lalulintas padat pun bisa kami terjang. Deruman mesin dan geberan keras untuk menyingkirkan 'halangan' di jalan mudah kami lakukan. Tiga motor saja saat saya dan teman-teman sudah cukup membuka jalan saat kami hendak menuju point berangkat kami. Jika, disebut the king of the street, kami dan motor Harley kamilah yang jadi juaranya. Jika sudah 6-7 motor, biasanya kami minta voor-rijder. Cukup hubungi teman kami dari pihak aparat untuk mengawal sejauh yang kami suka. Cukup kami membayar dengan uang iuran kami, membuka jalan agar touring lebih terasa. Merasakan kegagahan mesin Electra Glideku. Mencicipi bersatunya mesin, manusia dan alam dengan hempasan angin dan deru mesin. Semakin kencang angin, maka speedometerku pun semakin mepet ujung indikator. Semakin besar rauman motorku, semakin tinggi pacu adrenalinku di tubuh. Jalanan sepantasnya menjadi layak lancar bagi motor-motor Harley kami. Kami sudah muak melihat macetnya kota kami yang macet. Kami ingin semuanya lancar. Karena mahalnya motor Harley tidak sebanding jika dipacu pelan bak motor matic. Dahsyatnya mesin Harley kami, harus to the max dipacu guna merasakan sejatinya motor lelaki. Jauhnya touring kamipun, harus membekas bagi klub lain yang kadang cuma bisa setengah jarak dan waktu tempuh. Tempat-tempat yang kami lalui dan lewati pun harus benar-benar memberi kesan. Baik buat kami maupun orang lain. Pengendara lain celaka, adalah halangan lain bagi kami. Deruman mesin dan klakson hella, dan lampu strobo kami sebenarnya sudah cukup jelas. Tapi kadang ada yang ngeyel tidak mau menyingki dari jalan. Kadang dengan voor-rijder pun masih banyak yang nekat tidak mau minggir. Saat mereka tersenggol atau terserempet, kamilah yang disalahkan. Padahal, celakanya mereka tidak sebanding harga kami merepasi komponen Harley kami yang mungkin rusak. Sayangnya, saya belum memiliki Harley Electra Glide, ataupun touring bersama. Anda juga harus membaca: Sampai Kapan Arogansi Motor Gede di Jalan Berakhir? Salam, Solo, 12 April 2015 11: 28 pm

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun