Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Unfollow Akun Nirfaedah (SDMS 2/30)

24 Maret 2023   22:59 Diperbarui: 29 Maret 2023   23:04 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stress oleh Mart Production/pexels.com

Media sosial adalah media tumplek bleg. Semuanya jenis konten bisa ditemukan, baik positif atau negatif. Berbasis user generated content (UGC), platform medsos jelas bergantung pada konten users. Antar users pun bergantung satu sama lain. Alasan user memfollow seringkali karena konten yang dibuat satu akun.

Para content creator inilah yang meramaikan medsos. Baik berasal dari satu orang atau tim konten kreator, supply and demand terjadi. Para followers mendapatkan hiburan, edukasi, dan informasi. Para pembuat konten mendapat engagement atau monetisasi konten. Namun tak jarang konten yang dibuat bisa mengecawakan.

Seringkali pembuat konten mengalami burnout. Mereka dituntut dengan konten berkualitas dan rutin. Alih-alih menghindari konten monoton, malah terjebak konten tidak bermutu. Belum lagi persaingan dengan pembuat konten serupa. Konten pun berangsur tidak bermutu dan kehilangan followers dan engagement.

Jika siklus pembuat konten ini dikalikan seratus? Bayangkan betapa banyak konten nirfaedah berseliweran di linimasa. Maka sudah saatnya mendetoks diri dari medsos. Pada tulisan sebelumnya, bisa direnungkan dulu mengapa diri perlu melakukan detoks media sosial. Bisa cek disini.

Langkah berikut bisa menjadi cara detoks medsos dengan tidak lagi mengikuti akun nirfaedah. Meng-unfollow akun ini mungkin bisa sementara atau selamanya. Terutama saat konten dari satu akun yang dianggap nirfaedah muncul di linimasa.

Pertama, sebaiknya identifikasi dulu akun-akun yang membuat diri merasa cemas atau insecure. Rasa cemas muncul saat diri merasa menjadi kurang harta, kurang cantik atau ganteng, kurang gaul, dsb jika muncul sebuah posting. Teliti postingan macam ini yang muncul di linimasa. 

Kedua, segera putuskan apakah ingin tetap mengikuti akun tersebut atau tidak. Jika dirasa akun itu membuat diri jadi cemas, mungkin segera un-follow. Jika dirasakan akunnya dulu pernah bermanfaat dan kini receh, simpan beberapa posting akun jika memutuskan untuk mem-follow lagi nanti. 

Ketiga, temukan cara untuk meng-unfollow. Ada beberapa cara melakukannya, seperti mengunjungi halaman profil akun tersebut. Atau juga langsung mengklik opsi Unfollow atau Unfriend. Cara unfollow bisa melalui aplikasinya atau via situs web. Sedang di situs web biasanya memiliki fitur lebih banyak untuk memfilter akun-akun serupa.

Keempat, blokir akun yang menimbulkan rasa cemas. Hal ini karena linimasa sering juga diisi konten dari akun yang tidak di-follow. Dengan memblokir akun macam ini, posting nirfaedah mereka tidak muncul lagi di linimasa. Sehingga dapat dipastikan tidak akan dapat menerima pesan atau notifikasi lainnya dari akun itu.

Kelima, jika konten dirasa juga merugikan orang lain, laporkan akun-akun tersebut. Platform medsos jelas memiliki fitur untuk melaporkan akun yang tidak patuh syarat dan ketentuan secara anonim. Dengan melaporkan akun-akun nirfaedah untuk diri sendiri, hal ini juga akan membantu mencegah users lain dirugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun