Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Rasanya Dijulidin Netizen?

14 Maret 2023   00:06 Diperbarui: 14 Maret 2023   00:14 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak digital korban vigilantisme digital bisa merembet ke kerugian finansial dan karier. Para korban mungkin tidak dapat memperoleh pinjaman atau sumber daya finansial lainnya. Beberapa perusahaan mungkin juga menolak untuk mempekerjakan mereka. Lebih jauh mereka bisa diblokir dari platform atau situs web tertentu.

Pada akhirnya, vigilantisme digital jelas dapat berdampak buruk pada korbannya. Korban mungkin merasa malu, stress dan tidak berdaya. Para korban mungkin menderita kerusakan psikologis jangka panjang. Selain itu, pengalaman tersebut dapat memiliki implikasi keuangan dan karier yang serius, sehingga menyulitkan korban untuk membangun kembali kehidupan mereka.

Namun vigilantisme digital juga bisa menjadi aktivitas mencari keadilan dan kebenaran. Tinggal bagaimana para users atau netizen berhati-hati dengan provokator dan misinformasi.

Salam,

Wonogiri, 14 Maret 2023

12:06 am


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun