Semodern apapun sebuah keluarga, memasak sudah lama dan bisa jadi diwariskan dari kakek nenek atau leluhurnya dulu. Beberapa keluarga pun memiliki masakan spesial. Di sinilah bonding atau keterikatan kita dengan anak bisa kembali kuat.
Jika saat kita sibuk bekerja atau beraktivitas lain jarang memasak bersama. Dengan aktivitas baru ini, memasak resep dari buku Sora, misalnya, bukan tak mungkin bisa menguatkan kembali kebersamaan dan kehangatan keluarga.
Ketiga, memasak menjadi bentuk kebanggaan orangtua.
Orangtua mana yang tidak senang anaknya bisa memasak. Atau mungkin mewariskan sebuah masakan spesial dari nenek/kakek dalam keluarga besarnya. Banyak restoran keluarga yang setidaknya bertahan dari generasi ke generasi bukan?
Namun, alangkah lebih baik memasak juga menjadi pendidikan soft-skill untuk anak dari orangtua. Suatu hal yang bisa jadi dibanggakan di masa depan.
Nah, ketiga alasan ini saya simpulkan dari kegigihan Sora. Di mana kebanyakan anak cowok mungkin memilih bermain bola atau gim. Ia malah sibuk mencatat dan mempraktekkan beragam resep masakan. Kedua orangtua Sora mendukung hobi anaknya ini.Â
Sebagai bentuk apresiasi orangtua Sora. Maka dibuatlah buku Manis Asam Pedasnya Indonesia ini. Selain itu, juga menjadi jejak prestasi Sora di masa depan. Bukan tidak mungkin dari buku resep pertama yang diterbitkan ini akan ada lagi buku resep masakan yang dibuat oleh Sora.
Jadi, memasak bersama anak bisa kita mulai dari sekarang. Â Aktivitas yang sudah barang tentu eksploratif dan merekatkan bonding kita dengan anak.
Salam,
Wonogiri, 12 April 2020
10:46 pm