Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Memahami Risiko dan Memfortifikasi Diri di Masa Depan

28 Januari 2019   11:10 Diperbarui: 29 Januari 2019   08:20 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chessboard - Foto: pexels.com

Harapan hidup menurut WHO (2017) secara global reratanya mencapai 72 tahun. Indonesia memiliki usia harapan hidup mencapai 69 tahun di tahun 2016. Laki-laki rerata harapan hidup mencapai rata-rata 67 tahun dan 71 tahun pada perempuan.

Usia harapan hidup rata-rata meningkat selama dekade terakhir. Namun seiring pertumbuhan tersebut, tingkat kematian pun juga. Hampir 57 juta orang meninggal di tahun 2016 secara global. Dengan serangan jantung dan stroke menyerang angka 15 juta lebih orang. 

Kehidupan modern yang menuntut kerja dan waktu ekstra sering membuat kita stres. WHO menyatakan jika stres sudah menjadi endemik global. Jepang memiliki populasi dengan tingkat stres tertinggi (60%). Karena di Jepang, rerata jam kerja yang kadang melebihi 49 jam per minggu (The Guardian, 2015).

Dikutip dari WebMD, stres menimbulkan setidaknya 9 jenis penyakit. Dari mulai sakit kepala, depresi, asthma, penuaan dini, sampai Alzheimer. Sedang pada manula yang merawat istrinya dengan stres tinggi, 63% mereka mengalami kematian dini.

Dunia kerja yang begitu menuntut. Disertai kehidupan ekonomi dan kesehatan yang juga wajib diperhitungkan. Tak kadang membuat kita lupa untuk mengistirahatkan fisik dan psikis kita. Stres pun melanda. Dan lambat laun menimbulkan beragam risiko penyakit sampai kematian.

Melihat Potensi Risiko Lain di Sekitar Kita

Di manapun kita berada. Seperti di tempat kerja, sarana publik atau dalam perjalanan, dunia modern memiliki potensi yang bisa memberikan kita efek yang tidak diinginkan. Terutama secara fisik mulai dari sakit, luka berat sampai meninggal dunia.

Mengutip riset Hidayat, Ferial dan Anggraini (2015). Data kecelakaan kerja Indonesia di tahun 2015 mencapai ribuan kejadian. Di riset ini, selama satu decade (2005-2015) didapati kebanyakan penyebab utama kecelakaan kerja berupa human error. 

Banana Step - Foto: pexels.com
Banana Step - Foto: pexels.com
Tidak ada orang yang ingin mengalami kecelakaan di tempat kerja. Pun, tidak ada orang yang ingin sakit parah karena kerja terlalu overloaded. Sedang biaya berobat, perawatan pribadi atau keluarga belum tentu ada yang mau menanggung.

Di tempat kerja, tidak pernah ada yang menyangka kecelakaan kerja bisa terjadi. Seperti tidak sengaja terjatuh dari tangga. Atau mungkin tekanan dan deadline kerja yang begitu tinggi. 

Kita pun mengalami stres yang mungkin ditumpuk sendiri. Sehingga di kemudian hari akumulasi stres inipun berefek buruk pada fisik kita. Seperti rentan terkena penyakit sampai gejala stroke yang dapat melumpuhkan.

Mengutip berita Tempo, Indonesia sukses menggelar Forum Polantas ASEAN 2017 di Jakarta. Didapati Indonesia menempati ranking ke 4 dalam jumlah kecelakaan di negara ASEAN. Sementara, negara di kawasan ASEAN lainnya, seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia berada di atas kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun